DOWNLOAD FILE PDF DISINI!
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ
وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ شَهَادَةَ
الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوقِنِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ
الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِينُ، أَدَّى الرِّسَالَةَ وَبَلَّغَ الْأَمَانَةَ،
فَكَانَ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا
مُنِيرًا. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّ الْهُدَى وَالرَّحْمَةِ،
الْمَبْعُوثِ بِالْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ، خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامِ
الْمُرْشِدِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ
أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا
تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ مَعَ
الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ: اعوذ بالله
من الشيطان الرجيم وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِینَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيْمُ
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam
kesempatan jumat yang mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh hadirin
sekalian, utamanya untuk diri khatib pribadi agar sama-sama kita menjaga
ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala. Pasalnya takwa merupakan fondasi agar kita
mulia di dunia dan di akhirat. Sempurnakan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena taqwa
dan tawakkal akan melahirkan solusi besar dari Allah SWT untuk
kehidupan kita:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ
حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ
ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
Barangsiapa bertakwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, Dan memberinya
rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (QS al Thalaq 2 dan 3).
Allah
SWT juga berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللّٰهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
”Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat:13)
Imam Al-Qusyairi Dalam kitabnya Lathaif
Al-Isyarat jilid 3 halaman 444 menjelaskan, maksud takwa pada ayat tersebut
adalah pembebasan diri dari nafsu dan keinginan serta kepentingan-kepentingan
duniawi. Maka hamba yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling
jauh dari nafsunya dan paling dekat dengan Allah SWT.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah.
Di tengah masyarakat yang semakin
modern, gaya hidup hedonis hampir sudah menjadi budaya. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan
karena pada dasarnya hedonis adalah gaya hidup yang dapat merusak kehidupan,
bahkan sebagian saudara kita ada yang terjerat pinjol hanya karena gengsi
berlebihan.
Artinya, dalam keterangan Imam
Al-Qusyairi tersebut menjadi jelas bahwa hedonisme merupakan gaya hidup yang
sangat bertentangan dengan prinsip takwa itu sendiri, yaitu melawan dan menekan
hawa nafsu sampai ke titik di mana seseorang benar-benar bisa menyembah kepada
Allah tanpa mengharap apapun selain ridha-Nya karena itu merupakan tujuan
diciptakannya manusia. Allah SWT berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku (Allah) tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS.
Ad-dzariyat: 56)
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Melawan gaya hidup hedonis tidaklah
mudah bahkan sangat sulit terlebih bagi saudara-saudara kita yang hidup di
perkotaan. Hal ini memerlukan proses yang cukup panjang dan kehati-hatian yang
intens. Namun demikian, ada dua cara yang dicontohkan oleh Baginda nabi
Muhammad SAW dalam menekan dan melawan hedonisme.
Pertama, menumbuhkan sifat qanaah.
Sebagaimana Baginda nabi mengajarkan tentang kekayaan hati lebih utama daripada
sekadar kekayaan duniawi. Beliau bersabda:
لَيْسَ
الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ
"Kekayaan bukanlah banyaknya
harta benda, tetapi kekayaan adalah hati yang merasa cukup." (HR Bukhari
dan Muslim)
Sikap qanaah membuat seseorang lebih
tenang dalam menghadapi kehidupan. Ia tidak akan selalu merasa kurang atau iri
terhadap orang lain, melainkan menikmati dan mensyukuri apa yang telah
diberikan oleh Allah SWT.
Dengan qanaah, kita juga lebih mudah
berbagi dengan sesama, karena tidak ada rasa takut kehilangan. Qanaah
mengajarkan kita untuk menghargai apa yang kita miliki dan tidak selalu
menginginkan lebih. Dengan demikian, kita dapat mengurangi keinginan untuk
memiliki lebih banyak barang atau kekayaan yang tidak perlu.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Kedua, untuk menekan keinginan
hedonisme adalah dengan memperkuat rasa syukur kita. Syukur merupakan
pengikat kenikmatan yang telah didapatkan sekaligus menjadi alat berburu
terhadap nikmat yang belum didapatkan. Sebagaimana
dikatakan sebagian ulama dalam kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah jilid 1
halaman 313:
الشُّكْرُ
قَيْدُ الْمَوْجُودِ وَصَيْدُ الْمَفْقُودِ
"Syukur adalah pengikat nikmat
yang ada dan menjadi alat berburu terhadap nikmat yang belum didapatkan."
Kalimat ini menekankan betapa luar
biasanya pengaruh syukur terhadap apa yang telah kita dapatkan, khususnya
karunia berupa Iman, Islam, kesehatan, dan lain sebagainya. Selanjutnya,
pengaruh syukur terhadap karunia dan kenikmatan yang belum kita dapatkan. Oleh
karena keterangan tersebut Baginda nabi Muhammad SAW memberikan kiat untuk kita
agar kita mampu bersyukur. Beliau nabi bersabda:
انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ،
فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ
"Perhatikanlah orang yang
berada di bawah kalian, dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian,
karena itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah
diberikan kepada kalian."(HR Muslim)
Sabda nabi tersebut merupakan
perintah kepada kita untuk memiliki rasa syukur dan kesadaran atas nikmat dan
karunia Allah Ta'ala kepada kita. Tidak hanya itu, sabda Baginda nabi tersebut
juga mengisyaratkan bahwa salah satu penyebab orang memiliki sikap hedon adalah
selalu membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Maka, sikap syukur
tidak hanya menghindarkan kita dari iri hati untuk selalu bersaing dan
memuaskan hasrat duniawi saja, tetapi juga membawa ketenangan batin.
Dengan bersyukur, kita akan lebih
mudah menerima takdir Allah SWT, mendoakan kebaikan bagi orang lain, serta
menjadikan setiap pencapaian orang lain sebagai inspirasi, bukan sebagai
sesuatu yang harus ditandingi.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Dengan menerapkan qanaah dan syukur
dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengurangi dan menghilangkan sikap
hedonisme dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih bermakna. Kita dapat belajar untuk menghargai apa yang
kita miliki, mengurangi konsumsi berlebihan, dan meningkatkan kepuasan batin. Jadi,
mari kita mulai belajar untuk selalu memegang teguh sikap qanaah dan syukur
dalam kehidupan sehari-hari. Hedonisme hanya akan membawa kita pada kekecewaan
dan ketidakpuasan.
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah
SWT
Akhirnya kita meminta dan memohon kepada Allah SWT agar memberikan
kekuatan kepada kita semua untuk bisa menjalankan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya, dan marilah kita isi hari-hari dalam kehidupan
kita dengan amal-amal shalih yang dengannya Allah SWT menjadi ridha kepada kita
semua. Semoga Allah terus menguatkan kita dalam menjauhkan diri dari sikap
hedonis dengan Qanaah dan Syukur serta menjalankan Amanah mendidik anak &
keluarga menuju Pendidikan yang berkarakter dengan Akhlaq al Karimah, الأَدَبُ فَوْقَ الِعلْمِ adab/akhlaq/karakter di
atas Ilmu Apalagi di hari anak nasional 23 Juli kemarin. Demikian khutbah Jumat
siang hari ini, semoga bermanfaat dan membawa keberkahan dalam kehidupan kita
semua. Amiin ya rabbal 'alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Posting Komentar