Khutbah Jumat Nurul Iman Karya
Hindari
Sikap Julid dalam Kehidupan
Ust Dr KH Hasbullah Ahmad MA
(Owner Sekolah Qur’an Hadis dan Sains
Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois
Syuriah PWNU Jambi dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kota Jambi, Wakil
Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
DOWNLOAD PDF DISINI!
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي
أَمَرَنَا بِصِيَانَةِ اللِّسَانِ عَنِ الْمُسْلِمِينَ، وَنَهَانَا عَنِ
الْغِيبَةِ وَالنَّمِيمَةِ وَالظُّلْمِ لِلنَّاسِ أَجْمَعِينَ، وَوَعَدَ لِمَنْ
طَهَّرَ قَلْبَهُ وَحَفِظَ لِسَانَهُ جَنَّاتِ النَّعِيمِ وَرِضْوَانَ رَبِّ
الْعَالَمِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَشَفِيْعَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَدَّى الْأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ
الْأُمَّةَ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِيْنُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ تَعَالَى ، فَقَدْ
قَالَ فِي الْقُرْآنِ الْمُبِينِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا
Kaum
muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Syukur
kepada Allah SWT dan Sholawat kepada Rasulullah adalah sebuah keniscayaan dalam
kehidupan kita, maka marilah kita terus meningkatkan kualitas takwa kepada
Allah Swt, dengan memperbanyak amal saleh dan menahan diri dari segala bentuk
keburukan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga hati dan lisan dalam
kehidupan sehari-hari. Sebab dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 70-71
disebutkan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا
اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang benar. Niscaya Dia (Allah) akan memperbaiki amal-amalmu dan
mengampuni dosa-dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia
menang dengan kemenangan yang besar.”
Kaum
muslimin yang berbahagia,
Di
zaman sekarang, kita semakin sering menemukan, perilaku julid yang seolah-olah
dinormalisasi oleh sebagian masyarakat. Berbagai platform media sosial yang
seharusnya menjadi tempat atau sarana untuk berbagi kebaikan, justru penuh
dengan sikap julid dalam bentuk komentar-komentar negatif, cibiran, dan olokan
terhadap orang lain.
Padahal,
aktivitas semacam itu sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. Seperti yang kita
sama-sama tahu, bahwa julid merupakan perilaku iri terhadap keberhasilan orang
lain di sekitar kita, yang tercermin lewat tindakan mengomentari atau menyindir
mereka dengan tujuan menjatuhkan atau mencemooh.
Tanpa
tersadari, terkadang kebiasaan ini kita lakukan secara langsung lewat ucapan,
namun tidak jarang pula lewat tulisan di media sosial. Mengapa perilaku yang
demikian sangat tidak diperkenankan bagi seorang muslim? Sebab, tindakan julid
setidaknya beririsan dengan 3 perbuatan tercela yang terlarang dalam Islam,
yakni hasad, ghibah, dan namimah.
Kaum
muslimin yang berbahagia,
Julid
sering kali lahir dari perasaan hasad (iri hati). Yakni, saat seseorang
merasa tidak senang melihat keberhasilan, kebahagiaan, atau kelebihan orang
lain, maka rasa iri itu muncul dan tersalurkan lewat komentar, ujaran
kebencian, dan sindiran. Fenomena perilaku semacam ini merupakan salah satu
bentuk julid yang paling sering kita temukan dalam kehidupan, baik di dunia
nyata atau dalam ruang digital sehari-hari.
Kita
sebagai hamba Allah yang merasa diri sebagai muslim, tidak boleh melakukan hal
tersebut. Secara tegas dilarang oleh Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadits,
bersumber dari Anas bin Malik disebutkan:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ
رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَبَاغَضُوا،
وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللّٰهِ
إِخْوَانًا،
“Dari
Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, Janganlah kalian saling
membenci, jangan saling iri hati (hasad), dan jangan saling membelakangi.
Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim).
Kaum
muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Selain
mengarah kepada hasad, julid juga hampir selalu berujung pada ghibah
(menggunjing). Orang yang julid kerap membicarakan keburukan orang lain,
mengomentari penampilan, ucapan, atau kehidupan pribadi orang lain yang tidak
ada kaitannya dengan dirinya. Meskipun dibungkus dengan humor atau ucapan
“hanya bercanda,” namun hakikatnya sama karena tetap mengupas aib yang
seharusnya ditutup.
Sebagaimana
yang telah maklum, perbuatan ghibah adalah salah satu dosa besar, terlarang
dan dapat merugikan diri sendiri. Disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw,
diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ
الْإِيمَانُ قَلْبَهُ، لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تَتَّبِعُوا
عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللّٰهُ
عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللّٰهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
“Rasulullah
Saw bersabda, Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya tetapi imannya
belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing (mengghibah) kaum
Muslimin dan jangan mencari-cari kesalahan mereka. Sesungguhnya siapa yang
mencari-cari kesalahan saudaranya, Allah akan membuka aibnya; dan siapa yang
Allah buka aibnya, maka Allah akan mempermalukannya meskipun di dalam rumahnya
sendiri.” (HR. Ahmad)
Kaum
muslimin yang berbahagia.
Setelah
hasad dan ghibah, julid juga acap kali menggiring kepada namimah.
Karena ketika informasi sensitif-negatif disebarkan, di-capture, atau
diceritakan ulang, maka akan mengantarkan kepada adu domba.
Julid
jenis ini, memang awalnya hanya komentar pribadi, namun bisa berakibat fatal.
Karenanya, hubungan pertemanan dan silaturahim dapat terputus, menimbulkan
kebencian, bahkan mengadu satu pihak dengan pihak lain.
Selain
itu, dengan kita melakukan julid yang menjurus kepada namimah ini pula,
langkah cita-cita kita yang ingin masuk surga, juga dapat terhenti seketika.
Sebab, dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan:
فَقَالَ حُذَيْفَةُ: سَمِعْتُ رَسُولَ
اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Dari
Hudzaifah r.a. berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda, Tidak akan masuk
surga orang yang suka mengadu domba (nammam).” (HR. Muslim)
Kaum
muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Kita
memahami bahwa sikap julid bukanlah hal yang sepele. Ia bisa berawal dari rasa
iri, lalu berubah menjadi ghibah, dan berakhir pada namimah. Tiga hal ini
merupakan dosa besar yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak
hati, meretakkan hubungan antarsesama, serta menghapus pahala amal
kebaikan.
Maka,
kita sebagai seorang muslim yang benar-benar memahami ajaran agama, hendaknya
menjaga lisan dan menahan diri dari membicarakan keburukan orang lain, baik
secara langsung maupun di media sosial.
Kita
juga terus berdoa untuk kebaikan bangsa, Negara dan negeri kita dan terjaga
dari segala keburukan, perpecahan dan adu domba, kita juga mendoakan saudara/I
kita di berbagai Negara Muslim khususnya di Palestina dianugerahkan kedamaian,
kesejahteraan dan terhindar dari berbagai kejahatan dan genosida. Amin Ya Rabb…
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
.jpg)
Posting Komentar