***SELAMAT DATANG DI WEBSITE QUHAS SCHOOL YPT DAR AL-MASALEH JAMBI***

Khutbah Jum'at: "Ancaman dan Peluang Era Digital bagi Remaja"

 


الْحَمْدُ ِللهِ، الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ  قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah, 

Mengawali khutbah Jumat ini, penting bagi kita untuk senantiasa menguatkan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai modal penting dalam menjalani kehidupan yang terus berubah dengan cepat saat ini. Takwa akan menjadi kompas yang akan mengarahkan diri kita pada apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus dijauhi sesuai dengan syariat yang telah ditentukan oleh agama Islam.

Perubahan zaman yang sangat cepat, sering mengakibatkan turbulensi atau guncangan sehingga kita perlu menguatkan ketakwaan agar bisa menjadi modal yang kuat untuk menghadapinya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah: 197:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

“Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.”

Jama’ah Jumat yang berbahagia, 

Perkembangan teknologi digital telah menghadirkan perubahan besar dalam kehidupan manusia. Informasi tersebar dengan cepat, jarak terasa semakin dekat, dan peluang untuk belajar maupun bekerja terbuka luas. Dengan teknologi digital, akses informasi semakin terbuka. Hampir semua orang dapat memperoleh ilmu, berita, atau wawasan hanya dengan sentuhan jari.

Dengan era digitalisasi, kesempatan usaha dan kreativitas juga semakin beragam. Platform digital memberi ruang bagi siapa pun untuk berbisnis, berkarya, bahkan menyalurkan hobi menjadi penghasilan.

Kita juga bisa berkomunikasi, berkolaborasi, bahkan bekerja lintas negara dan budaya. Era saat ini membuka ruang bagi kita untuk menyuarakan pendapat, berbagi ide, dan ikut terlibat dalam perubahan sosial.

Namun, Jamaah Jumat rahimakumullah, 

Di balik keterbukaan itu juga ada tantangan, seperti penyalahgunaan informasi, hoaks yang perlu disikapi dengan literasi digital dan nilai-nilai etika. Di balik semua kemudahan itu, tersimpan tantangan besar, terutama bagi generasi muda yakni ancaman degradasi moral.

Generasi muda adalah aset berharga umat dan bangsa. Jika mereka terseret arus negatif dari dunia digital, maka masa depan umat akan terancam. Oleh sebab itu, Islam telah memberikan panduan bagaimana membina akhlak agar generasi muda tetap terjaga di tengah derasnya arus perubahan zaman. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga moral bukan hanya pada individu, tetapi juga orang tua, pendidik, dan masyarakat.

Jama’ah Jumat rahimakumullah, 

Perlu kita sadari bahwa, zaman digital menyajikan dua wajah yakni peluang dan ancaman. Generasi muda bisa mengakses beragam ilmu dari beragam narasumber dunia melalui media sosial. Namun di saat yang sama, mereka juga bisa terjerumus ke dalam jurang maksiat karena mudahnya akses konten negatif.

Fenomena cyberbullying, kecanduan gawai, perilaku konsumtif, hingga pornografi menjadi bukti nyata dampak buruk teknologi yang tidak dikendalikan.

Islam telah memberikan solusi dalam menghadapi perubahan zaman di antaranya dengan menanamkan akidah dan akhlak sejak dini.

Akidah adalah fondasi iman agar tertanam kuat dan menjadi benteng dari segala godaan dunia maya. Dengan akidah yang kokoh, anak-anak kita akan mampu membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya, bahkan tanpa pengawasan langsung.

Para generasi muda juga harus dibekali dengan literasi digital dan pemahaman bagaimana menggunakan teknologi secara benar. Literasi digital Islami berarti tidak sekadar melek teknologi, tetapi juga beradab dalam penggunaannya. Generasi muda harus diajarkan cara memfilter konten, menghindari hoaks, serta menjaga adab dalam berkomentar. 

Mereka harus dididik untuk memanfaatkan media sosial untuk hal positif seperti sarana dakwah, berbagi ilmu, dan kebaikan. Mereka harus diberikan pemahaman bahwa setiap aktivitas dan postingan di media sosial memiliki konsekuensi dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah swt. Dengan begitu, teknologi menjadi sarana jariyah pahala, bukan jariyah dosa. Rasulullah telah mengingatkan dalam sabdanya:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ   

“Barangsiapa yang membuat sunnah hasanah dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang membuat sunnah sayyi’ah dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun,” (HR Muslim).

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah, 

Untuk memperkuat upaya ini perlu juga dibangun lingkungan sehat yang mampu memberi pengaruh positif mulai dari keluarga, lingkungan, dan juga komunitas-komunitas generasi muda.

Lingkungan sangat memengaruhi perkembangan akhlak remaja. Komunitas yang positif akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan buruk bisa menghancurkan karakter mereka.

Dalam keluarga, orang tua harus menciptakan suasana rumah yang penuh kasih sayang dan menetapkan aturan penggunaan gawai. Di tengah masyarakat, para pendidik dan masyarakat harus mendorong remaja untuk aktif dalam kegiatan positif guna menumbuhkan kepekaan sosial dan pembentukan karakter yang tangguh dan kuat, tidak mudah menyerah, tidak gampang mengeluh, dan memiliki optimisme yang tinggi. 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah, 

Generasi muda adalah harapan kita bersama yang akan meneruskan tongkat estafet peradaban. Zaman digital memang membawa banyak tantangan, tetapi dengan akidah yang kuat, literasi digital Islami, lingkungan yang sehat, dan ketekunan dalam ibadah, insya Allah mereka bisa menjadi generasi khairu ummah, umat terbaik yang mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan, bukan untuk kerusakan.

Kita semua pasti menginginkan generasi muda kita seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 110)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah, 

Semoga generasi muda kita tumbuh menjadi pribadi yang kuat iman, luas ilmu, dan mulia akhlaknya, sehingga mampu membawa kebaikan dan kemaslahatan di tengah derasnya arus digitalisasi dunia. Karena Akhlaq menjadi kunci dalam kehidupan ini, Syauqi Beik seorang penyair bijak mengatakan :

إِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ . فَإِنْ هُمُّوْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا

Hidup dan bangunnya suatu bangsa (Ummat) tergantung pada akhlaknya, jika mereka tidak lagi menjunjung tinggi norma-norma akhlakul karimah, maka bangsa itu akan musnah bersamaan dengan keruntuhan akhlaknya.

 

Semoga di akhir masa bulan kelahiran Nabi atau akhir Rabiul Awal 1447 H ini kita terus membangun kesadaran digital dengan akidah yang kokoh, Akhlaq yang sempurna sejak dini sehingga kita dapat mewujudkan kehidupan bermasyarakat kita menjadi lebih baik. Amin ya rabbal alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Ollustrator. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget