اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ، وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ
الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ شَهَادَةً تُوَصِّلُنَا إِلىَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَتَكُوْنُ سَبَبًا
لِلنَّظْرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ السَّيِّدُ السَّنَدُ الْعَظِيْمُ، اَللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى
الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي
أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ: وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ
وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ
بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى
شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ
اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Ma’asyiral
Muslimin yang dirahmati Allah
Mari bersama kita
sempurnakan Taqwa kita karena Ketakwaan menjadi kunci penting dalam menjaga dan
mengisi kemerdekaan yang telah dianugerahkan Allah kepada bangsa kita melalui
perjuangan para pahlawan. Kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan,
tetapi juga amanah besar untuk membangun kehidupan bangsa yang adil, makmur,
dan diridhai Allah. Allah berfirman:
اِنَّ
اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى
وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ
“Sesungguhnya Allah
menyuruh berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberikan bantuan kepada
kerabat. Dia (juga) melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia
memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.” (QS An-Nahl: 90)
Ma’asyiral
Muslimin yang dirahmati Allah
Saat ini kita berada
pada bulan Agustus 2025 yang merupakan momentum perayaan Hari Ulang Tahun ke-80
Republik Indonesia. Pada tahun ini, HUT RI mengangkat tema “Bersatu, Berdaulat,
Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Tema ini tentunya bukan sekadar slogan saja.
Ada 3 hal yang ingin diwujudkan melalui tema untuk mewujudkan Indonesia maju
yakni persatuan, kedaulatan, dan juga kesejahteraan. 3 hal ini juga merupakan
pilar penting dan amanat sejalan dengan nilai-nilai Islami.
Pertama
adalah persatuan. Islam memposisikan persatuan sebagai pilar kekuatan umat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَاعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ
"Berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai"
(QS. Ali Imran: 103).
Dalam konteks berbangsa
dan bernegara, persatuan bisa dimaknai dengan mengesampingkan perbedaan yang
memecah belah, memperkuat rasa kebersamaan, dan mengedepankan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Sejarah membuktikan,
kemerdekaan Indonesia diraih melalui tekad dan persatuan semua elemen bangsa
tanpa memandang suku, agama, atau latar belakang.
Dalam Muqaddimah Qanun
Asasi Nahdlatul Ulama, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menyampaikan sebuah
fatwa yang mengingatkan pentingnya persatuan. Beliau menyebut bahwa telah
menjadi sebuah keniscayaan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senang
berkumpul dan bersosialisasi.
Kebersamaan dan ikatan
batin satu sama lain, saling membantu dalam menyelesaikan satu kepentingan
bersama, dan bersama-sama maju dalam satu komando adalah sebuah hal penting
bagi terwujudnya kebahagiaan.
Persatuan juga menjadi
faktor pendorong yang kuat bagi terbentuknya rasa cinta dan kasih sayang kepada
sesama. Persatuan merupakan modal terbesar bagi umat. Persatuan juga merupakan
sebab sekaligus sarana yang paling ampuh untuk mencapai itu semua.
Ma’asyiral
Muslimin yang dirahmati Allah
Kedua
adalah Kedaulatan. Kedaulatan dalam Islam bukan hanya berarti bebas dari
penjajahan, tetapi juga kemandirian dalam menentukan arah kehidupan sesuai
nilai-nilai yang diridhai Allah. Kedaulatan negara harus dijaga melalui
kekuatan moral, politik, ekonomi, dan budaya yang mandiri.
Terlebih dalam era
globalisasi, tantangan kedaulatan bukan lagi hanya ancaman militer, tetapi juga
penetrasi ideologi dan sistem ekonomi yang dapat melemahkan nilai-nilai bangsa
melalui pesatnya perkembangan teknologi.
Terkait dengan
kedaulatan, Rasulullah telah memberi contoh dalam bentuk Piagam Madinah yang
menjadi inspirasi membangun sistem kedaulatan pemerintahan yang Islami
berdasarkan kesepakatan bersama warga bangsa.
Rasulullah
mengembangkan negara berdasarkan kesepakatan dan perjanjian di Madinah.
Rasulullah memimpin umat untuk tetap menjaga komitmen dalam kebersamaan yang
diatur dalam Piagam Madinah.
Menjaga kedaulatan ini
akan menumbuhkan rasa cinta pada bangsa dan negara. Kecintaan pada bangsa ini
juga ditunjukkan oleh Nabi pada Kota Makkah yang terekam dalam haditsnya dari
Ibnu Abbas:
مَاأَطْيَبَكِ
مِنْ بَلْدَةٍوَأَحَبَّكِإِلَيَّ،وَلَوْلاَأَنَّ قَوْمِيْ أَخْرَجُوْنِيْ
مِنْكِ،مَاسَكَنْتُ غَيْرَكِ
"Alangkah baiknya
engkau sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku
cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak
tinggal di negeri selainmu,” (HR Ibnu Hibban).
Ma’asyiral
Muslimin yang dirahmati Allah
Ketiga adalah
kesejahteraan. Kesejahteraan adalah buah dari persatuan dan kedaulatan yang
terjaga. Kesejahteraan juga merupakan cita-cita Al-Qur'an yang telah Allah
tegaskan dalam surat Saba ayat 15:
لَقَدْ
كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌۚ جَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ
كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗۗ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ
غَفُوْرٌ
“Sungguh, pada kaum
Saba’ benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) di tempat
kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami
berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan
bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan
(Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.”
Dalam ayat ini
disebutkan bahwa dalam membangun kesejahteraan Masyarakat, tidak hanya
dilakukan secara material, tetapi juga secara spiritual.
Dari ayat ini kita juga
bisa memahami bahwa mendapatkan kesejahteraan bukan hanya di bumi namun juga
meraih kesejahteraan melalui ampunan Allah Swt di akhirat nanti.
Ma’asyiral
Muslimin yang dirahmati Allah
Visi “Indonesia Maju”
dalam tema HUT RI ke-80 sejalan dengan misi Islam sebagai rahmat bagi semesta
alam (rahmatan lil ‘alamin). Kemajuan bukan hanya diukur dari
pembangunan fisik, tetapi juga dari kemajuan moral, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan akhlak bangsa.
Negara yang maju adalah
negara yang rakyatnya beriman, berilmu, bekerja keras, saling membantu, serta
menjunjung tinggi keadilan.
Momentum HUT Ke-80
Republik Indonesia menjadi pengingat bahwa kemerdekaan adalah amanah besar yang
harus dijaga melalui persatuan yang kokoh, kedaulatan yang bermartabat, dan
kesejahteraan yang merata. Sejalan dengan ajaran Islam, semua elemen bangsa
hendaknya terus bekerja sama membangun Indonesia yang kuat, adil, dan makmur,
menuju cita-cita Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, negeri yang baik
dan mendapat ampunan Allah.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا
إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Posting Komentar