Khutbah Idul Adha 1442 H/2021 M
Masjid al Jami’ah Telanaipura
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
"Kurban, Pengorbanan dan Kemanusiaan
(Teladan Kurban Nabi Ibrahim alaihi salam) "
Ust
Dr H Hasbullah Ahmad, MA
(Owner
Sekolah Qur’an Hadis dan Sains Jambi, Dosen Tetap Ilmu al-Qur’an, tafsir dan
Hadis UIN STS Jambi, Wakil Rois Syuriah PWNU Provinsi Jambi dan Ketua Komite
Dakwah Khusus MUI Kota, Wakil Pimpinan Ponpes PKP al Hidayah Jambi)
Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ
Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ. Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ. Ų§َŁŁŁُ
Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ. Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ْ ŁَŲØِŁْŲ±ًŲ§ ŁَŲ§ŁْŲَŁ
ْŲÆُ
ŁŁŁِ ŁَŲ«ِŁْŲ±ًŲ§ ŁَŲ³ُŲØْŲَŲ§Łَ Ų§ŁŁŁِ ŲØُŁْŲ±َŲ©ً ŁَŲ£َŲµِŁْŁŲ§ً، ŁَŲ§Ų„ِŁŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁŁُ
ŁَŲْŲÆَŁُ، ŲµَŲÆَŁَ ŁَŲ¹ْŲÆَŁُ ŁَŁَŲµَŲ±َ Ų¹َŲØْŲÆَŁُ ŁَŲ£َŲ¹َŲ²َّ Ų¬ُŁْŲÆَŁُ ŁَŁَŲ²َŁ
َ
Ų§ŁْŲ£َŲْŲ²َŲ§ŲØَ ŁَŲْŲÆَŁُ، ŁŲ§َŲ„ِŁŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁŁُ ŁَŲ§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ
ŁَŁŁŁِ Ų§ْŁŲَŁ
ْŲÆُ. Ų§َŁْŲَŁ
ْŲÆُ ŁŁŁِ Ų§ŁَّŲ°ِŁْ Ų£َŁ
َŲ§ŲŖَ Łَ Ų£َŲْŁَŁ. Ų§َŁْŲَŁ
ْŲÆُ ŁŁŁِ
Ų§ŁًّŲ°ِŁْ Ų£َŁ
َŲ±َŁَŲ§ ŲØِŲ§ŁŲŖَّŁْŁَŁ Łَ ŁَŁَŲ§ŁَŲ§ Ų¹َŁِ Ų§ŲŖِّŲØَŲ§Ų¹ِ Ų§ŁْŁَŁَŁ. Ų§َŁْŲَŁ
ْŲÆُ
ŁŁŁِ Ų§ŁَّŲ°ِŁْ Ų¬َŲ¹َŁَ ŁَŁَŲ§ Ų¹ِŁْŲÆَ Ų§ŁْŁِŲ·ْŲ±ِ Łَ Ų§ْŁŲ£َŲ¶ْŲَŁ. Ų£َŲ“ْŁَŲÆُ Ų£َŁْ ŁŲ§َ
Ų§ِŁَŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁŁُ ŁِŲ¹ْŁ
َ Ų§ŁْŁَŁِŁŁ ŁَŁِŲ¹ْŁ
َ Ų§ŁْŁ
َŁْŁَŁ، ŁَŲ£َŲ“ْŁَŲÆُ Ų£َŁَّ
Ų³َŁِّŲÆَŁَŲ§ Ł
ُŲَŁ
َّŲÆًŲ§ Ų¹َŲØْŲÆُŁُ ŁَŲ±َŲ³ُŁْŁُŁُ Łَ Ł
َŁْ ŁُŁْŁِŲ±ْŁُ ŁَŁَŲÆْ Ų¶َŁَّ
Ų¶َŁŲ§َŁŲ§ً ŲØَŲ¹ِŁŲÆًŲ§. Łَ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁ Ų³َŁِّŲÆِŁَŲ§ Łَ ŲَŲØِŁْŲØِŁَŲ§
Ų§ŁْŁ
ُŲµْŲ·َŁَŁ، Ł
ُŲَŁ
َّŲÆٍ ŁَŲØِŁِّ Ų§ŁْŁُŲÆَŁ، Ų§ŁَّŲ°ِŁْ ŁŲ§َ ŁَŁْŲ·ِŁُ Ų¹َŁْ Ų§ŁْŁَŁَŁ،
Ų„ِŁْ ŁُŁَ Ų„ِŁŲ§َّ ŁَŲْŁٌ ŁُŁْŲَŁ، Łَ Ų¹َŁَŁ Ų§َŁِŁِ Łَ Ų£َŲµْŲَŲ§ŲØِŁِ Ų£َŁْŁِ Ų§ŁŲµِّŲÆŁِ
Łَ Ų§ŁْŁَŁَŲ§. Ų§َŁŁَّŁُŁ
َّ Ų§Ų¬ْŲ¹َŁْŁَŲ§ Ł
ِŁ
َّŁْ Ų§ِŲŖَّŲØَŲ¹َŁُŁ
ْ ŲØِŲ„ِŲْŲ³َŲ§Łٍ Ų„ِŁَŁ
ŁَŁْŁ
ِ Ų§ŁْŲ¬َŲ²َŲ§. Ų£َŁ
َّŲ§ ŲØَŲ¹ْŲÆُ: ŁَŁَŲ§Ų£ŁُّŁَŲ§ Ų§ŁŲŲ§Ų¶Ų±ŁŁ، Ų£ُŁْŲµِŁْŁُŁ
ْ Łَ ŁَŁْŲ³ِŁْ
ŲØِŲŖَŁْŁَŁ Ų§ŁŁŁِ ŁَŲ·َŲ§Ų¹َŲŖِŁِ ŁَŲ¹َŁَّŁُŁ
ْ ŲŖُŁْŁِŲُŁْŁْ، ŁَŲ§Łَ Ų§ŁŁŁُ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁŁَ ŁِŁ
Ų§ْŁŁُŲ±ْŲ§Łِ Ų§ْŁŁَŲ±ِŁŁ
ْ: Ų£َŲ¹ُŁْŲ°ُ ŲØِŲ§ŁŁŁِ Ł
ِŁَ Ų§ŁَّŲ“ŁْŲ·َŲ§Łِ Ų§ŁŲ±َّŲ¬ِŁْŁ
، ŲØِŲ³ْŁ
ِ Ų§ŁŁŁِ
Ų§ŁŲ±َّŲْŁ
َŁِ Ų§ŁŲ±َّŲِŁْŁ
ْ Ų„ِŁَّŲ§ Ų£َŲ¹ْŲ·َŁْŁَŲ§Łَ Ų§ŁْŁَŁْŲ«َŲ±َ. ŁَŲµَŁِّ ŁِŲ±َŲØِّŁَ
ŁَŲ§ŁْŲَŲ±ْ. Ų„ِŁَّ Ų“َŲ§ŁِŲ¦َŁَ ŁُŁَ Ų§ŁْŲ£َŲØْŲŖَŲ±ُ. ŲµَŲÆَŁَ Ų§ŁŁŁُ Ų§ŁŲ¹َŲøِŁŁ
ْ
Ų§ŁŁŁُ
Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁ
ŲÆ
Jamaah shalat Idul Adha hadĆ¢kumullĆ¢h,
Segala puji bagi Allah swt, yang telah menganugerahkan berjuta
kenikmatan kepada kita di antaranya adalah kenikmatan beridul adha walau dalam
suasana pandemi Covid-19 yang belum juga mereda.
Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yang tahu diri, karena segala
yang terjadi di muka bumi ini, Allahlah yang paling mengerti. Pada tahun ini,
kita kembali merayakan Idul Adha dalam keterbatasan. Gelombang kedua penyebaran
Covid-19 di tanah air yang terus mengalami lonjakan, membuat pemerintah
mengambil kebijakan ketat dalam rangka wujud perlindungan.
Tidak semua daerah bisa melaksanakan kegiatan Ibadah shalat Idul
Adha sebagaimana biasa. Begitu juga ibadah kurban yang selalu mengiringi hari
raya ini pun tidak serta merta bisa dilaksanakan dengan leluasa. Sekali lagi,
ini adalah wujud ikhtiar kita bersama untuk menjaga diri, sehingga negeri ini
mampu melewati takdir yang telah didatangkan oleh Allah yang Maha Tinggi.
ŲŖَŲµَŲ±ُّŁُ Ų§ŁْŲ£ِŁ
َŲ§ِŁ
Ų¹َŁَŁ
Ų§ŁŲ±َّŲ§Ų¹ِŁَّŲ©ِ Ł
َŁُŁْŲ·ٌ ŲØِŲ§ŁْŁ
َŲµْŁَŲَŲ©ِ
“Tindakan pemerintah terhadap rakyatnya dilakukan berdasarkan
kemaslahatan.”
Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ،
Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁ
ŲÆ
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,
Dalam situasi sulit yang sedang melanda, Hari Raya Idul Adha tak boleh
kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada kita bagaimana
berani berkorban dengan apa yang kita punya untuk membatu orang lain yang
membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya adalah dengan ibadah kurban yang
merupakan wujud pengorbanan untuk kemanusiaan pada sesama. Kita harus bisa
mengambil hikmah mulia, ketika Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as
untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini
mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk memperkuat tali
persaudaraan antarsesama.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam mewujudkan
eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan bisa berkorban dengan
kurban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tidak ditunda-tunda
lagi.
Yakinlah, bahwa kurban kita akan diterima Allah swt dan akan
dilipatgandakan pahalanya karena benar-benar mampu membantu orang lain yang
sedang mengalami kesulitan dan duka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda:
Ł
َŁْ ŁَŁَّŲ³َ Ų¹َŁْ Ł
ُŲ¤ْŁ
ِŁٍ ŁُŲ±ْŲØَŲ©ً
Ł
ِŁْ ŁُŲ±َŲØِ Ų§ŁŲÆُّŁْŁَŲ§ ŁَŁَّŲ³َ Ų§ŁŁَّŁُ Ų¹َŁْŁُ ŁُŲ±ْŲØَŲ©ً Ł
ِŁْ ŁُŲ±َŲØِ ŁَŁْŁ
ِ
Ų§ŁْŁِŁَŲ§Ł
َŲ©ِ ŁَŁ
َŁْ ŁَŲ³َّŲ±َ Ų¹َŁَŁ Ł
ُŲ¹ْŲ³ِŲ±ٍ ŁَŲ³َّŲ±َ Ų§ŁŁَّŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ ŁِŁ
Ų§ŁŲÆُّŁْŁَŲ§ ŁَŲ§ŁŲ¢Ų®ِŲ±َŲ©ِ
Artinya: “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari
berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan
kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.
Ų§ŁŁŁُ
Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁ
ŲÆ
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,
Kenapa peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam yang dijadikan model
kurban dalam ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? Tentu karena di
dalamnya ada hikmah keteladanan yang sangat agung. Kepada Nabi Ibrahim
'alaihissalam umat Islam dapat belajar bagaimana melakukan ibadah kurban yang
baik dan benar.
Pelajaran tersebut dapat kita peroleh dalam beberapa hal
berikut:
Pelajaran pertama, dalam beragama ada suatu keadaan
di mana kita harus meninggalkan akal fikiran kita. Mengesampingkan
rasionalitas, kemudian beralih pada ketundukan serta kepasrahan total kepada
Ilahi Rabbi. Dalam kajian hukum Islam dikenal hukum yang bersifat ta'aqquli
dan ta'abbudi.
Ta'aqquli artinya masuk akal. Yakni ketika
suatu syariat dibebankan dan manusia bisa menalar karena sesuai dengan
kemampuan berfikir manusia. Allah memerintahkan sedekah, zakat, menolong
sesama, berbakti kepada orang tua. Allah melarang mencuri, korupsi, konsumsi
narkoba, membunuh, pergaulan bebas dan semacamnya. Semua ini adalah sesuai
dengan naluri dan akal sehat manusia.
Di sisi lain, ta'abbudi adalah hukum yang dogmatis. Tidak
bisa dinalar, di luar kemampuan akal manusia. Aturan tentang shalat, puasa, dan
haji adalah bagian dari urusan yang bersifat ta'abbudi. Kita tidak bisa
mempertanyakan apalagi menggugat kenapa shalat Dhuhur, Ashar dan Isya’ empat
rakaat, sedangkan Maghrib tiga rakaat dan Subuh dua rakaat. Rasionalitas
dikesampingkan karena yang ada hanyalah kepasrahan dan kepatuhan total sebagai
seorang hamba yang rindu untuk mendapat cinta dan sayang dari Tuhannya.
Ketika menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi
Ibrahim 'alaihissalam meyakini bahwa perintah itu adalah dogma yang harus
harus dilaksanakan secara paripurna. Maka atas dasar keimanannya, tanpa pikir
panjang Nabi Ibrahim 'alaihissalam siap melaksanakan perintah tersebut.
Rasionalitas dimatikan, yang ada hanyalah ketundukan akan perintah Allah. Ini menunjukkan
tingginya kualitas keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sehingga
sangat pantas beliau mendapat gelar Khalilullah (kekasih Allah).
Belajar dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam, maka sudah sepantasnya
setiap orang yang berkurban melaksanakannya seperti Nabi Ibrahim 'alaihissalam
ketika berkurban. Segera berkurban ketika mampu melaksanakannya. Berkurban atas
dasar tunduk dan patuh menjalankan perintah Allah, seraya berharap mendapatkan
cinta, kasih dan ridha Allah. Bukan ingin pujian, karena gengsi, atau untuk
meningkatkan status sosial.
Ų§ŁŁŁُ
Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁ
ŲÆ
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,
Pelajaran kedua, dari Nabi Ibrahim
'alaihissalam bisa kita dapatkan dari pengalihan kurban manusia menjadi
kambing. Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam untuk menyembelih
putranya hanya sekedar ujian keimanan, bukan perintah sesungguhnya. Hal ini
sekaligus menjadi kritik sosial dari tradisi tumbal di berbagai budaya dan
perabadan.
Sejarah kurban Nabi Ibrahim 'alaihissalam mengajarkan kepada kita
bahwa kurban dalam Islam adalah ajaran humanis. Untuk menyembah Allah
tidak boleh membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain. Dalam hadits riwayat
Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
ŁŲ§َ Ų¶َŲ±َŲ±َ ŁَŁŲ§َ Ų¶ِŲ±َŲ§Ų±َ
Artinya: "Tidak boleh membahayakan (mengorbankan) orang untuk
kepentingan pribadi, dan tidak boleh mencegah orang lain mendapat
kebaikan."
Dalam Islam setiap bahaya harus dihilangkan. Bahkan untuk
mendatangkan suatu kebaikan atau menghilangkan suatu bahaya, tidak boleh dengan
menimbulkan bahaya lain. Ini adalah salah satu prinsip utama dalam ajaran Islam. Kaidah fiqih menyebutkan:
Ų§َŁŲ¶َّŲ±َŲ±ُ ŁُŲ²َŲ§Łُ
Artinya, "Setiap mudarat harus dihilangkan."
Ų§َŁŲ¶َّŲ±َŲ±ُ ŁŲ§َ ŁُŲ²َŲ§Łُ ŲØِŲ§ŁŲ¶َّŲ±َŲ±ِ
Artinya, "Suatu mudarat tidak bisa dihilangkan dengan mudarat
yang lain."
Dari sini maka seharusnya ajaran qurban menginspirasi setiap muslim
untuk tidak hanya shaleh secara ritual, tetapi juga shaleh secara sosial.
Menjaga keseimbangan hubungan kepada Allah dan kepada manusia, bahkan pada alam
sekitar. Jargon Islam agama ramah bukan marah, bisa terimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Ų§ŁŁŁُ
Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁ
ŲÆ
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,
Walaupun dalam qurban ada darah hewan yang dialirkan,
namun bukan tujuan atau penilaian utama, karena yang dinilai Allah adalah
ketakwaan dari orang-orang yang melaksanakannya.
ŁَŁْ ŁَŁَŲ§Łَ Ų§ŁŁŁَ ŁُŲُŁŁ
ُŁَŲ§ ŁَŁَŲ§ ŲÆِŁ
َŲ§Ų¤ُŁَŲ§ ŁَŁَŁِŁْ ŁَŁَŲ§ŁُŁُ
Ų§ŁŲŖَّŁْŁَŁ Ł
ِŁْŁُŁ
ْ ŁَŲ°َŁِŁَ Ų³َŲ®َّŲ±َŁَŲ§ ŁَŁُŁ
ْ ŁِŲŖُŁَŲØِّŲ±ُŁŲ§ Ų§ŁŁŁَ Ų¹َŁَŁ Ł
َŲ§
ŁَŲÆَŲ§ŁُŁ
ْ ŁَŲØَŲ“ِّŲ±ِ Ų§ŁْŁ
ُŲْŲ³ِŁِŁŁَ (Ų§ŁŲŲ¬، 37(
Artinya, "Daging-daging onta dan darahnya itu sekali-kali
tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang
dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya
kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (Al-Hajj: 37)
Kisah keteguhan iman dan kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan
sesuatu yang paling dicintainya, patut dicontoh oleh kita semua. Ketika kita mengorbankan
sesuatu bagi sesama, maka marilah kita berikan yang terbaik untuk mereka. Kita
tak perlu khawatir jika harta yang kita berikan di jalan Allah akan berkurang
jumlahnya. Malah sebaliknya, Allah telah berjanji bahwa siapa saja memberikan
yang terbaik dari hartanya dalam rangka kepatuhan menjalankan perintah-Nya,
maka akan dilipatgandakan dengan jumlah yang tidak terduga-duga bagi siapa saja
yang dikehendaki Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 261
berbunyi:
Ł
َŲ«َŁُ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ ŁُŁْŁِŁُŁŁَ
Ų£َŁ
ْŁَŲ§ŁَŁُŁ
ْ ŁِŁ Ų³َŲØِŁŁِ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŁ
َŲ«َŁِ ŲَŲØَّŲ©ٍ Ų£َŁْŲØَŲŖَŲŖْ Ų³َŲØْŲ¹َ Ų³َŁَŲ§ŲØِŁَ
ŁِŁ ŁُŁِّ Ų³ُŁْŲØُŁَŲ©ٍ Ł
ِŲ§Ų¦َŲ©ُ ŲَŲØَّŲ©ٍ ۗ ŁَŲ§ŁŁَّŁُ ŁُŲ¶َŲ§Ų¹ِŁُ ŁِŁ
َŁْ ŁَŲ“َŲ§Ų”ُ ۗ
ŁَŲ§ŁŁَّŁُ ŁَŲ§Ų³ِŲ¹ٌ Ų¹َŁِŁŁ
ٌ
Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta
mereka di jalan Allah adalah dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir,
pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipatgandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha
Mengetahui."
Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ،
Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁ
ŲÆ
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,
Dalam konteks kekinian, kita harus menjunjung tinggi hak asasi
manusia yakni hak untuk hidup, mendapatkan kesehatan, dan terjaga keselamatan
jiwanya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, kita tidak
boleh egois dan abai sehingga menjadikan orang lain celaka.
Penerapan protokol kesehatan sebagai ikhtiar terhindar dari
Covid-19 harus ditegakkan bersama. Tidak bisa hanya dilakukan oleh sebagian orang
saja. Kedisiplinan kita dalam menjaga diri, yang dimulai dari diri sendiri,
akan berdampak kepada keselamatan orang lain sehingga kemanusiaan pun bisa kita
junjung tinggi. Allah swt berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32:
Ł
َŁْ ŁَŲŖَŁَ ŁَŁْŲ³ًŲ§ۢ ŲØِŲŗَŁْŲ±ِ ŁَŁْŲ³ٍ
Ų§َŁْ ŁَŲ³َŲ§ŲÆٍ ŁِŁ Ų§ŁْŲ§َŲ±ْŲ¶ِ ŁَŁَŲ§َŁَّŁ
َŲ§ ŁَŲŖَŁَ Ų§ŁŁَّŲ§Ų³َ Ų¬َŁ
ِŁْŲ¹ًŲ§ۗ ŁَŁ
َŁْ
Ų§َŲْŁَŲ§ŁَŲ§ ŁَŁَŲ§َŁَّŁ
َŲ§ٓ Ų§َŲْŁَŲ§ Ų§ŁŁَّŲ§Ų³َ Ų¬َŁ
ِŁْŲ¹ًŲ§
Artinya: “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu
membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka
seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua
manusia.”
Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ، Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ،
Ų§ŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ ŁŁŁŁِ Ų§ŁْŲَŁ
ْŲÆُ
Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt,
Saat ini suasana pandemi benar-benar menyulitkan kehidupan kita.
Ada yang kehilangan pekerjaan bahkan kehilangan anggota keluarga tercinta. Ini
pun bagian dari ujian Allah kepada kita semua. Karenanya menjadi penting untuk kita menjaga diri dari kebinasaan.
Mari kita patuhi umara dan ulama dengan menjalankan prokes dan ikut divaksin.
Saatnya kita menyembelih arogansi kita, ego diri kita dan
kengototan kita. Momen kurban
tahun ini seyogyanya membuat kita lebih berserah diri, lebih sadar dan lebih
lagi mengutamakan keselamatan diri dan keluarga.
Mari kita saling jaga, bukan malah saling menularkan virus corona.
Kita saling bantu sesama tetangga yang sedang isoman, bukan malah mengucilkan
atau menganggapnya sebagai aib. Mari kita jaga persatuan, bukan malah saling
mencaci-maki berpecah belah di saat pandemi.
Mari kita filter segala ujaran kebencian dan berita hoaks, karena
sungguh corona ini nyata dan sudah banyak yang wafat karenanya.
Semoga yang tengah sakit, Allah sembuhkan dan kuatkan. Semoga yang
sehat, tetap terus sehat. Yang sudah wafat karena Covid, semoga Allah catat
sebagai syuhada.
Demikianlah hikmah kurban yang merupakan wujud pengorbanan kita
dalam rangka menjunjung tinggi kemanusiaan. Semoga kita akan menjadi sosok yang
membawa kemaslahatan bagi sesama dan kehidupan kita senantiasa mendapatkan
ridha dan keberkahan dari Allah swt. Amin Ya Rabb...
ŲØَŲ§Ų±َŁَ Ų§ŁŁŁ ŁِŁ ŁَŁَŁُŁ
ْ ŁِŁ
Ų§ْŁŁُŲ±ْŲ¢Łِ Ų§ْŁŲ¹َŲøِŁْŁ
ِ، ŁَŁَŁَŲ¹َŁِŁ ŁَŲ„ِŁَّŲ§ŁُŁ
ْ ŲØِŁ
َŲ§ŁِŁْŁِ Ł
ِŁْ Ų¢ŁَŲ©ِ
ŁَŲ°ِŁْŲ±ِ Ų§ŁْŲَŁِŁْŁ
ِ ŁَŲŖَŁَŲØَّŁَ Ų§ŁŁŁُ Ł
ِŁَّŲ§ ŁَŁ
ِŁْŁُŁ
ْ ŲŖِŁŲ§َŁَŲŖَŁُ ŁَŲ„ِŁَّŁُ
ŁُŁَ Ų§ŁŲ³َّŁ
ِŁْŲ¹ُ Ų§ŁŲ¹َŁِŁْŁ
ُ، ŁَŲ£َŁُŁْŁُ ŁَŁْŁِŁ ŁَŲ°َŲ§ ŁَŲ£Ų³ْŲŖَŲŗْŁِŲ±ُ Ų§ŁŁŁَ
Ų§ŁŲ¹َŲøِŁْŁ
َ Ų„ِŁَّŁُ ŁُŁَ Ų§ŁŲŗَŁُŁْŲ±ُ Ų§ŁŲ±َّŲِŁْŁ
Khutbah II
Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ
Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁŁŁُ
Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų§َŁْŲَŁ
ْŲÆُ ŁŁŁِ Ų¹َŁŁَ Ų„ِŲْŲ³َŲ§ŁِŁِ ŁَŲ§ŁŲ“ُّŁْŲ±ُ ŁَŁُ Ų¹َŁŁَ
ŲŖَŁْŁِŁْŁِŁِ ŁَŲ§ِŁ
ْŲŖِŁَŲ§ŁِŁِ. ŁَŲ£َŲ“ْŁَŲÆُ Ų£َŁْ ŁŲ§َ Ų§ِŁَŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁŁُ ŁَŲ§ŁŁŁُ
ŁَŲْŲÆَŁُ ŁŲ§َ Ų“َŲ±ِŁْŁَ ŁَŁُ ŁَŲ£َŲ“ْŁَŲÆُ Ų£Łَّ Ų³َŁِّŲÆَŁَŲ§ Ł
ُŲَŁ
َّŲÆًŲ§ Ų¹َŲØْŲÆُŁُ
ŁَŲ±َŲ³ُŁْŁُŁُ Ų§ŁŲÆَّŲ§Ų¹ِŁ Ų„ŁŁَ Ų±ِŲ¶ْŁَŲ§ŁِŁِ. Ų§ŁŁŁُŁ
َّ ŲµَŁِّ Ų¹َŁَŁ Ų³َŁِّŲÆِŁَŲ§
Ł
ُŲَŁ
َّŲÆٍ ŁِŲ¹َŁَŁ Ų§َŁِŁِ ŁَŲ§َŲµْŲَŲ§ŲØِŁِ ŁَŲ³َŁِّŁ
ْ ŲŖَŲ³ْŁِŁْŁ
ًŲ§ ŁِŲ«ŁْŲ±ًŲ§. Ų£َŁ
َّŲ§
ŲØَŲ¹ْŲÆُ ŁَŁŲ§َ Ų§َŁُّŁَŲ§ Ų§ŁŁَّŲ§Ų³ُ Ų§ِŲŖَّŁُŁŲ§Ų§Ų§ŁŁŁَ ŁِŁْŁ
َŲ§ Ų£َŁ
َŲ±َ ŁَŲ§ŁْŲŖَŁُŁْŲ§
Ų¹َŁ
َّŲ§ ŁَŁَŁ ŁَŲ§Ų¹ْŁَŁ
ُŁْŲ§ Ų£َŁَّ Ų§ŁŁŁَ Ų£َŁ
َŲ±َŁُŁ
ْ ŲØِŲ£َŁ
ْŲ±ٍ ŲØَŲÆَŲ£َ ŁِŁْŁِ
ŲØِŁَŁْŲ³ِŁِ ŁَŲ«َŁŁَّŁ ŲØِŁ
َŁŲ¢ Ų¦ِŁَŲŖِŁِ ŲØِŁُŲÆْŲ³ِŁِ ŁَŁَŲ§Łَ ŲŖَŲ¹Ų§َŁَŁ Ų„ِŁَّ Ų§ŁŁŁَ
ŁَŁ
َŁŲ¢Ų¦ِŁَŲŖَŁُ ŁُŲµَŁُّŁْŁَ Ų¹َŁŁَ Ų§ŁŁَّŲØِŁِّ ŁŲ¢ Ų§َŁُّŁَŲ§ Ų§ŁَّŲ°ِŁْŁَ Ų¢Ł
َŁُŁْŲ§
ŲµَŁُّŁْŲ§ Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁِّŁ
ُŁْŲ§ ŲŖَŲ³ْŁِŁْŁ
ًŲ§. Ų§ŁŁŁُŁ
َّ ŲµَŁِّ Ų¹َŁَŁ Ų³َŁِّŲÆِŁَŲ§ Ł
ُŲَŁ
َّŲÆٍ
ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁŁُ Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁِّŁ
ْ ŁَŲ¹َŁَŁ Ų¢Łِ Ų³َŁِّŲÆِŁŲ§َ Ł
ُŲَŁ
َّŲÆٍ ŁَŲ¹َŁَŁ
Ų§َŁْŲØِŁŲ¢Ų¦ِŁَ ŁَŲ±ُŲ³ُŁِŁَ ŁَŁ
َŁŲ¢Ų¦ِŁَŲ©ِ Ų§ْŁŁ
ُŁَŲ±َّŲØِŁْŁَ ŁَŲ§Ų±ْŲ¶َ Ų§ŁŁّŁُŁ
َّ Ų¹َŁِ
Ų§ْŁŲ®ُŁَŁَŲ§Ų”ِ Ų§ŁŲ±َّŲ§Ų“ِŲÆِŁْŁَ Ų£َŲØِŁ ŲØَŁْŲ±ٍ ŁَŲ¹ُŁ
َŲ± ŁَŲ¹ُŲ«ْŁ
َŲ§Ł ŁَŲ¹َŁِŁ ŁَŲ¹َŁْ
ŲØَŁِŁَّŲ©ِ Ų§ŁŲµَّŲَŲ§ŲØَŲ©ِ ŁَŲ§ŁŲŖَّŲ§ŲØِŲ¹ِŁْŁَ ŁَŲŖَŲ§ŲØِŲ¹ِŁ Ų§ŁŲŖَّŲ§ŲØِŲ¹ِŁْŁَ ŁَŁُŁ
ْ
ŲØِŲ§ِŲْŲ³َŲ§Łٍ Ų§ِŁَŁ ŁَŁْŁ
ِ Ų§ŁŲÆِّŁْŁِ ŁَŲ§Ų±ْŲ¶َ Ų¹َŁَّŲ§ Ł
َŲ¹َŁُŁ
ْ ŲØِŲ±َŲْŁ
َŲŖِŁَ ŁَŲ§
Ų§َŲ±ْŲَŁ
َ Ų§ŁŲ±َّŲ§ŲِŁ
ِŁْŁَ Ų§َŁŁŁُŁ
َّ Ų§ŲŗْŁِŲ±ْ ŁِŁْŁ
ُŲ¤ْŁ
ِŁِŁْŁَ
ŁَŲ§ْŁŁ
ُŲ¤ْŁ
ِŁَŲ§ŲŖِ ŁَŲ§ْŁŁ
ُŲ³ْŁِŁ
ِŁْŁَ ŁَŲ§ْŁŁ
ُŲ³ْŁِŁ
َŲ§ŲŖِ Ų§َŁŲ§َŲْŁŲ¢Ų”ِ Ł
ِŁْŁُŁ
ْ
ŁَŲ§ْŁŲ§َŁ
ْŁَŲ§ŲŖِ Ų§ŁŁŁُŁ
َّ Ų£َŲ¹ِŲ²َّ Ų§ْŁŲ„ِŲ³ْŁŲ§َŁ
َ ŁَŲ§ْŁŁ
ُŲ³ْŁِŁ
ِŁْŁَ ŁَŲ£َŲ°ِŁَّ
Ų§ŁŲ“ِّŲ±ْŁَ ŁَŲ§ْŁŁ
ُŲ“ْŲ±ِŁِŁْŁَ ŁَŲ§ŁْŲµُŲ±ْ Ų¹ِŲØَŲ§ŲÆَŁَ Ų§ْŁŁ
ُŁَŲِّŲÆِŁَّŲ©َ ŁَŲ§ŁْŲµُŲ±ْ
Ł
َŁْ ŁَŲµَŲ±َ Ų§ŁŲÆِّŁْŁَ ŁَŲ§Ų®ْŲ°ُŁْ Ł
َŁْ Ų®َŲ°َŁَ Ų§ْŁŁ
ُŲ³ْŁِŁ
ِŁْŁَ Łَ ŲÆَŁ
ِّŲ±ْ
Ų£َŲ¹ْŲÆَŲ§Ų”َŲ§ŁŲÆِّŁْŁِ ŁَŲ§Ų¹ْŁِ ŁَŁِŁ
َŲ§ŲŖِŁَ Ų„ِŁَŁ ŁَŁْŁ
َ Ų§ŁŲÆِّŁْŁِ. Ų§ŁŁŁُŁ
َّ Ų§ŲÆْŁَŲ¹ْ
Ų¹َŁَّŲ§ Ų§ْŁŲØَŁŲ§َŲ”َ ŁَŲ§ْŁŁَŲØَŲ§Ų”َ ŁَŲ§ŁŲ²َّŁŲ§َŲ²ِŁَ ŁَŲ§ْŁŁ
ِŲَŁَ ŁَŲ³ُŁْŲ”َ Ų§ْŁŁِŲŖَŁِ
ŁَŲ§ْŁŁ
ِŲَŁَ Ł
َŲ§ ŲøَŁَŲ±َ Ł
ِŁْŁَŲ§ ŁَŁ
َŲ§ ŲØَŲ·َŁَ Ų¹َŁْ ŲØَŁَŲÆِŁَŲ§ Ų§ِŁْŲÆُŁŁِŁْŲ³ِŁَّŲ§
Ų®Ų¢ŲµَّŲ©ً ŁَŲ³َŲ§Ų¦ِŲ±ِ Ų§ْŁŲØُŁْŲÆَŲ§Łِ Ų§ْŁŁ
ُŲ³ْŁِŁ
ِŁْŁَ Ų¹Ų¢Ł
َّŲ©ً ŁَŲ§ Ų±َŲØَّ
Ų§ْŁŲ¹َŲ§ŁَŁ
ِŁْŁَ. Ų±َŲØَّŁَŲ§ ŲøَŁَŁ
ْŁَŲ§ Ų§َŁْŁُŲ³َŁَŲ§ŁَŲ§ِŁْ ŁَŁ
ْ ŲŖَŲŗْŁِŲ±ْ ŁَŁَŲ§
ŁَŲŖَŲ±ْŲَŁ
ْŁَŲ§ ŁَŁَŁُŁْŁَŁَّ Ł
ِŁَ Ų§ْŁŲ®َŲ§Ų³ِŲ±ِŁْŁَ Ų±َŲØَّŁَŲ§ Ų¢ŲŖِŁŲ§َ ŁِŁ Ų§ŁŲÆُّŁْŁَŲ§
ŲَŲ³َŁَŲ©ً ŁَŁِŁ Ų§ْŁŲ¢Ų®ِŲ±َŲ©ِ ŲَŲ³َŁَŲ©ً ŁَŁِŁَŲ§ Ų¹َŲ°َŲ§ŲØَ Ų§ŁŁَّŲ§Ų±ِ.. Ų¹ِŲØَŲ§ŲÆَŲ§ŁŁŁِ !
Ų„ِŁَّ Ų§ŁŁŁَ ŁَŲ£ْŁ
ُŲ±ُ ŲØِŲ§ْŁŲ¹َŲÆْŁِ ŁَŲ§ْŁŲ„ِŲْŲ³َŲ§Łِ ŁَŲ„ِŁْŲŖŲ¢Ų”ِ Ų°ِŁ Ų§ْŁŁُŲ±ْŲØŁَ
ŁَŁَŁْŁَŁ Ų¹َŁِ Ų§ْŁŁَŲْŲ“Ų¢Ų”ِ ŁَŲ§ْŁŁ
ُŁْŁَŲ±ِ ŁَŲ§ْŁŲØَŲŗْŁِ ŁَŲ¹ِŲøُŁُŁ
ْ ŁَŲ¹َŁَّŁُŁ
ْ
ŲŖَŲ°َŁَّŲ±ُŁْŁَ ŁَŲ§Ų°ْŁُŲ±ُŁŲ§ Ų§ŁŁŁَ Ų§ْŁŲ¹َŲøِŁْŁ
َ ŁَŲ°ْŁُŲ±ْŁُŁ
ْ ŁَŲ§Ų“ْŁُŲ±ُŁْŁُ Ų¹َŁŁَ
ŁِŲ¹َŁ
ِŁِ ŁَŲ²ِŲÆْŁُŁ
ْ ŁَŁَŲ°ِŁْŲ±ُ Ų§ŁŁŁِ Ų£َŁْŲØَŲ±ْ
Posting Komentar