
Dr. H. Hasbullah Daeng Masalleh, MA
(Kloter 20 Provinsi Jambi IPHI Mandiri)
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ اْلبَيْتَ
مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْناً ، وَأَشْهَدُ اَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ جَعَلَ حَجَّ اْلبَيْتَ مِنَ الشَّرِيْعَةِ رُكْناً وَصَرَّفَ
وُجُوْهَنَا اِلىَ قِبْلَتِهِ فَكَانَ ذَالِكَ مِنْ نِعْمَةِ اْلعُظْمىَ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرَ مَنْ طَافَ بِاْلبَيْتِ
اْلعَتِيْقِ ذَاكِرًا أًسْمَآءَ رَبِّهِ اْلحُسْنىَ ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْباَعِهِ اِلىَ يَوْمِ
اْلقِيَامَةِ ، أَمَّا بَعْدُ : فَيَآ اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَهِيَ نِعْمَةُ الْعُدَّةِ
لِيَوْمِ اْلمِيْعَادِ .
Para tamu Allah, jamaah haji yang dirahmati Allah,
Kaum muslimin wa al-muslimat
dhuyuufullah wa dhuyuufurrohmaan…! Saudara-saudaraku yang sedang berada di tanah suci, tanah Arafah, tanah
yang diimpi-impikan oleh berjuta bahkan bermilyar umat Islam di seluruh dunia.
Siang ini kita ditakdirkan oleh Allah berkumpul di tempat yang mulia
ini, tempat dimana setiap do’a pasti akan dikabulkan, siapapun yang bertaubat
di antara kita, Allah pasti menerimanya dan mengampuni dosa-dosa kita, sebanyak
apapun dosa-dosa itu melumuri tubuh kita.
Di tanah ini
pula, saat ini para dhuyufurrahman, Allah
membanggakan kita, hamba-hamba-Nya, dihadapan jama’ah para malaikat.
“Hamba-hamba-ku datang kepada-ku dengan rambut
kusut masai dari setiap sudut negeri yang jauh. Wahai hamba-hamba-Ku,
berpencarlah kalian dari arafah dengan (membawa) ampunan-ku atas kalian semua.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
مَا مِنْ يَـوْمٍ أَكْثَرٌ مِنْ اَنْ يَعْـتَقِ اللهَ فِيْهِ عَبْـدًا مِنَ
النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَـرَفَةٍ
“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan
hamba-hamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim
dari Aisyah RA).
Bahkan
Rasulullah berkhutbah
dengan penuh kesungguhan dan mohon perhatian yang sangat dari jama’ah.
Pentingnya isi khutbah, sampai sampai di akhir khutbah Beliau mengangkat
telunjuknya ke langit dan menunjuk orang banyak “Allahummasyhad...
Allahummasyhad... Allahummasyhad..!” (Ya
Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah!)
Lalu Apa Kelebihan dan keistimewaan kita? Marilah kita menengok
sejenak diri kita ini. Kita hanyalah seonggok tulang berbalut daging yang terus
membungkus aib dan ma’shiyat di sepanjang hari yang telah kita jalani.
Tidak usahlah kita membayangkan yang jauh-jauh
sekedar membaca Al-Fatihah pun kita belum fasih. Shalat kerap
tidak khusyu’, membaca Qur’an hanya di ujung lidah. Berzikir tidak sampai
menyentuh hati bahkan ketika sujud pun, kita jarang ingat kepada Allah. Entah
mengapa kita dipilih menjadi orang yang bisa bersimpuh di tanah Arafah ini?
Mengapa wahai Saudaraku?
Semoga siapapun yang dihadirkan di padang ini tidak terbesit sedikitpun
dihatinya kebanggaan, kesombongan dan keangkuhan sehingga merasa diri lebih
baik dari yang lain. Berhajinya kita bukan merupakan jaminan bahwa kita lebih baik dari
saudara-saudara kita di tanah air. Sungguh malu dan sangat malu jika kita
merenungi kehormatan dan kemuliaan ibadah haji ini dengan kualitas diri kita
yang sangat jauh dari kepantasan kualitas diri kita yang sangat jauh dari
kepantasan kualitas seorang hamba yang shalih. Naudzu billah.
Bahkan semua
ini bisa menjadi “hutang” yang harus kita bayar dan kita pertanggung-jawabkan.
Siapa tahu kita berada di tanah suci saat ini justru berkat doa orang-orang
yang shalih yang memintakan ampunan untuk jenis manusia yang berlumuran dosa
seperti kita ini. Boleh jadi ampunan yang mereka mohonkan untuk kita itulah
yang kemudian mengantarkan kita berada di tanah suci ini.
Dhuyufurrahman, Jama’ah Arafah, kaum muslimin dan muslimat Rahimakumullah.
Padang
Arafah hari ini seolah-olah tampil sebagai miniatur padang Mahsyar, di mana manusia berkumpul di hadapan kebesaran Allah SWT semuanya
bertanggungjawab atas perbuatan dan kelakuannya masing-masing. Pangkat, jabatan
dan harta kekayaan yang selama ini kita kejar ternyata tidak bisa menyelamatkan
kita, bahkan keluarga terdekat kita selama ini yang kita manjakan ternyata juga
tidak bisa berbuat apa-apa, untuk membantu kita pada hari itu. Malah tidak
jarang semua itu menjadi alasan dan penyebab untuk menyiksa kita.
Di Padang
Arafah ini, kita pun telah menanggalkan atribut sosial kita, semua jabatan dan
pangkat kita lepaskan pada hari ini. Yang melekat di badan kita hanyalah dua
lembar kain putih. Kondisi seperti ini mengingatkan kita pada alam Barzakh. Di alam Barzakh nanti kita hanya ditemani kain kafan yang membungkus kita. Tiada yang
kita harapkan dari Wuquf kita saat ini, juga ibadah haji kita secara
keseluruhan kecuali terampuninya dosa-dosa kita dan terhapusnya
kesalahan-kesalahan kita yang sudah melumuri sekujur “tubuh” kita, sebab kita
sadar betul apalah artinya hidup dengan lumuran aib dan dosa yang melekat di
tubuh ini. Naudzubillah.
Dosa telah membuat manusia harus kehilangan keberkahan dalam hidupnya, juga
keberkahan dalam rizki, harta dan apa saja yang dimilikinya akibatnya manusia
kehilangan ketenangan juga kebahagiaan justru di tengah–tengah genangan materi
yang mengitarinya.
Dosa telah
membuat manusia kehilangan hati nuraninya, sehingga mereka berbuat, berbicara,
mendengar dan melihat bukan lagi karena dorongan hati nurani, melainkan karena
kepentingan hawa nafsunya.
Dosa telah membuat manusia kehilangan kepekaan terhadap sesama,
nilai-nilai kasih sayang yang selama ini dijunjung-luhurkan dalam kehidupan
sesama manusia telah berubah, berganti menjadi kebencian dan permusuhan bahkan
pertikaian saling jatuh menjatuhkan. Kedengkian pun akhirnya menjadi penyakit epidemik,
senang melihat yang lain susah dan susah melihat yang lainnya senang.
Dosa telah
membutakan mata hati manusia, sehingga mereka tidak lagi bisa membedakan antara
yang benar dan salah, haram dan halal, haq dan batil. Akibatnya mereka
kehilangan rasa bersalah saat berbuat salah, tiada beban saat berbuat dhalim
kepada sesama, bahkan banyak di antara
mereka bisa merasakan nikmatnya makanan hasil mencuri, sembari membanggakan
kepada orang lain.
Dosa telah
membuat manusia kehilangan rasa takut kepada Allah, juga kepada balasan buruk
di akhirat kelak. Mereka juga kehilangan rasa cinta kepada Allah juga kepada
kebaikan. Saat rasa takut kepada Allah menghilang maka akan hadirlah rasa takut
kehilangan dunia, dan ketika rasa cinta kepada Allah pun tergadaikan maka akan
muncullah rasa cinta terhadap dunia.
Dosa telah
menggiring manusia kejurang-jurang kehinaan yang membuat mereka kehilangan
kemuliaan yang tersimpan dalam nilai-nilai kemanusiaan dirinya.
Para Hujjaj Dhuyufullah sekalian yang dirahmati Allah.
Masih banyak yang bisa kita sampaikan tentang
akibat dari dosa ini, yang intinya adalah mewabahnya musibah demi musibah yang
menimpa tidak hanya umat manusia tapi juga kemanusiaan dirinya; musibah
tersebut diawali dengan merebaknya berbagai krisis, dimulai dengan krisis
aqidah yang melahirkan krisis moral dan krisis-krisis yang akhirnya mendamparkan manusia pada krisis peradaban. Allah Ta’ala
berfirman :
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ
وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي
عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١
“Telah nampak
kerusakan di darat dan dilaut diakibatkan perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagai akibat perbuatan mereka, agar mereka
kembali” (Arrum : 41)
Melihat akibat-akibat dosa yang sedemikan mengenaskan lagi mencemaskan
ini, sebenarnya sudah cukup bagi kita untuk mengakhirinya saat ini juga dan
kita hapus. Kelamnya masa silam dan kelabunya masa lalu dengan taubat nasuha. Kita
buka lembaran hidup baru yang sarat dengan warna putih yang mencerahkan
lagi menenangkan hati.
Tamu-tamu Allah yang dirahmati-Nya…!
Saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup di
dunia ini. Namun hidup saat ini hanyalah bermakna menjalani sisa umur belaka.
Bertambah waktu bagi kita adalah satu langkah mendekati liang kubur. Entah
sampai kapan Allah mengaruniakan sisa umur ini untuk kita. Boleh jadi ada di antara kita yang oleh Allah diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi.
Mungkin di antara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa
bulan ini, atau beberapa pekan ini, atau boleh jadi ada di antara kita yang oleh Allah diberi kesempatan untuk menghuni tanah haram
ini sebagai tanah peristirahatan menunggu saat-saat dibangkitkan di hari kiamat
nanti.
Saudara-saudaraku sekalian yang dikasihi Allah !
Sungguh
alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini, umur yang penuh dengan kasih
sayang Allah, hari-hari yang kita lalui selalu sarat dengan maghfirah dan
rahmat Allah.
Alangkah indahnya jikalau di sisa umur ini kita menjadi ahli sujud, yang
selalu rindu bersujud kepada Allah, alangkah beruntungnya jika lidah ini selalu
basah menyebut kalimah Allah, alangkah bahagianya adaikata hari kita ini hari
yang penuh keikhlasan, apapun yang kita lakukan hanya Allah saja yang
kita tuju, hari-hari yang kita jalani adalah hari-hari yang bersemangat untuk
memperbaiki diri agar dicintai oleh Allah, hari-hari yang tersisa menjadi
hari-hari yang bersemangat untuk mempersembahkan yang terbaik untukNya, agar
bisa menjadi bekal pulang.
Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari
yang penuh dengan kemuliaan, penuh dengan kebaikan, kita menantikan saat
kepulangan kita dengan penuh harap agar bisa wafat husnul khatimah.
Hadirin
Hadirat sekalian !
Alangkah
indahnya jikalau malaikat Maut menjemput kelak, tubuh kita sudah bersih dari
dosa, aib-aib sudah terhapus, orang-orang yang kita sakiti sudah mau memaafkan
kita, tidak ada harta haram yang melekat pada tubuh ini. Alangkah bahagianya
jika malaikat menjemput kelak, tubuh kita terbasuh air wudhu, air mata kita
sedang menetes merindukan Allah, lidah kita sedang lirih nan syahdu menyebut
nama Allah, keringat bahkan darah kita sedang bersimbah di jalan Allah. Alangkah
beruntungnya andaikata saat kepulangan nanti kita benar-benar sudah siap, bekal
cukup.
Duhai
alangkah bahagianya kalau di akhirat nanti kita dipanggil Allah dengan
seindah-indah panggilan. Kita dipertemukan oleh-Nya dengan kekasih-kekasih-Nya
tercinta, para nabi rasul, juga syuhada’ dan shalihin. Alangkah damainya jika
diakhirat nanti kita bertemu denga Rasul kekasih kita Muhammad SWT, hidup
bertetangga dengan beliau di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun sebaliknya, alangkah malangnya bagi orang yang mati dalam keadaan
tidak terampuni, dosa berlimpah, aib menggunung, kenistaan bagai berselimut yang membungkus,
mati dalam keadaan munafik. Mati di tempat ma’shiyat (na’uudzubillah).
Wahai saudaraku, mau kemana lagi, hidup di dunia hanya mampir sebentar,
bukan di sini tempat kita yang sebenarnya. Lihatlah anak-anak kecil sudah mulai hadir,
merekalah yang akan menggantikan kita. Mungkin di antara kita
ada yang beberapa tahun lagi, atau beberapa bulan lagi, atau ini mungkin hari
terakhir kita. Bisa jadi besok kita tidak bangun lagi. Siapkah andai malam
nanti malaikat Maut datang menghampiri kita? walau bagaimanapun kita harus
siap, karena kita pasti akan mati. Kita sering sekali mempermainkan
ampunan Allah, kita bertaubat, sesudah itu kita langgar perintah Allah, kita
terjang larangan Allah.
Pada siang ini kita berkumpul disini ingin mengikrarkan sebagai manusia
yang terpanggil dengan julukan manusia yang beriman, sebagai manusia baru yang
telah dicelup 40 hari lamanya, sebagaimana manusia yang menyambut seruan dan
panggilan Allah SWT 40 hari lamanya telah dibakar hangus dosa yang pernah kita
lakukan, baik disadari ataupun tidak disadari.
Haru hati
kami ya Allah pada siang ini, telah berbaur antara sedih dengan gembira. Sedih
karena kami harus berpisah dengan Padang Arafah yang penuh barakah. Sedih karena mungkin kami harus mengarungi
berbagai hidup yang mungkin akan ganas, khawatir kalau-kalau kami tidak kuasa
menghadapinya. Kami ingat pada orang tua yang telah tiada, ingat pula pada
handai taulan, tetangga, kawan karib dan jama’ah yang
telah mendahului kami, kami ingat semua.
Terbayang
pada ingatan kami perilaku yang tidak senonoh yang pernah kami lakukan. Ampuni
ya… Allah dosa-dosa kami. Kami tak kuasa menderita akibat panasnya api neraka,
namun dibalik semua itu perasaan gembira kami meluap karena siang ini kami
masih diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama ikhwan al-Mu’minun.
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Betapa cepat roda perubahan mengitari kita. Di
tahun lalu banyak di antara kita yang masih tampak segar bugar, namun
kini telah terkulai lemah tidak berdaya. Bahkan ada pula tetangga Jama’ah Haji
bersebelahan, atau Jema’ah Haji yang telah mendahului kita.
Kita tidak pernah menyadari kapan giliran itu tiba pada kita, sekalipun
ajal itu datang tanpa permisi, masih juga kita beranggapan bahwa kematian hanya
terjadi pada orang lain. Di antara kita ada yang masih mampu shalat berjama’ah
setiap saat di tahun lalu, akan tetapi di tahun ini kemampuan fisiknya sudah
menurun. Di tahun lalu ada yang masih mampu berjalan
mengunjungi berbagai pengajian, namun di tahun ini sudah tidak berdaya. Bagi
mereka ini kita panjatkan do’a semoga Allah memberikan tempat yang baik
di Jannatun-Na’im
Hadirin Kaum Muslimin Yang Berbahagia !
Patut kita syukuri nikmat berkumpul di Padang
Arafah seperti ini, yang entah berapa kali kita mengalaminya, hanya Allah yang
mengetahuinya. Hati tak ingin cepat mati, namun ajal tak dapat ditolak.
Alhamdulillah kita masih diberi umur panjang sampai hari ini.
Allahu akbar 3x Walillahilhamd !
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !
Cukup pedas peringatan demi peringatan yang
mudah-mudahan menggugah kita untuk dapat hidup seimbang. Islam tidak
menghendaki kaum Muslimin melulu memikirkan kematian dan kehidupan akhirat.
Islam mengatur kehidupan kita di dunia ini. Agama Islam adalah agama aturan
hidup, bukan aturan mati. Diaturnya agar setiap insan hidup tertib. Untuk dapat
hidup tertib diperlukan sarana fisik dan material. Bahkan Allah SWT.
berfirman dalam Al-Qur’an :
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ
فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ
ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠
“Sekiranya shalat telah
ditunaikan, bertebaranlah kalian di bumi sambil mengharap karunia Allah. Dan
berzikirlah sebanyak-banyaknya, semoga kalian beruntung”. (QS
Al-Jumu’ah : 10).
Hadirin Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah …!
Tatkala Rasulullah SAW usai melontar ‘Aqabah,
seorang sahabat berkata, “wahai Rasulullah, saya telah bercukur namun saya
belum menyembelih”. Rasulullah berkata, “lakukanlah dan tidak ada beban bagimu
(tidak apa-apa)”. Sahabat yang lain berkata, “Saya baru melempar setelah sore”.
Puluhan orang bertanya mengajukan cara berhaji yang termudah untuk mereka dan
Rasulullah selalu menjawab, Laa Haraj. Abdullah bin Amir pernah
menghitung dan tidak kurang dari 24 cara; bercukur sesudah melempar, bercukur
sebelum melempar, thawaf ifadhah sebelum melempar dan lain sebagainya. Jadi, jelas bahwa Rasulullah SAW menghendaki kemudahan
dalam ibadah jasmaniah ini, suatu ajaran yang maha bijak yang perlu diteladani
dan diejawantahkan dikemudian hari.
Para Jamaah Haji yang Dimuliakan Allah … !
Kita ingin lebih dalam lagi memahami makna Haji
Mabrur yang menjadi dambaan setiap orang. Mabrur berasal dari kata “birrun”
yang berarti “baik”. Sebab orang Arab selalu menggunakan kata “birrun”
dengan arti “kebaikan”. Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surah ke-3
ayat 92:
لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ
تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ
عَلِيمٞ ٩٢
Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (birru), sebelum kamu menafkahkan sebahagian
harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya. (Ali ‘Imran : 92).
Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa kebajikan
adalah kepedulian terhadap lingkungan sosial. Sebab semua ajaran Islam
dirancang untuk memperkuat hubungan pribadi dengan Allah dan sekaligus
memperkuat aspek kehidupan konsekwensinya berupa hubungan baik dengan sesama
manusia.
Sedangkan dimensi haji adalah urusan dengan Allah, namun efek yang
ditimbulkan darinya adalah penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan, sebagaimana
termaktub dalam pidato perpisahan Rasulullah SAW. Sedangkan
makna dari “Haji Mabrur” adalah, ibadah haji yang diterima oleh Allah. Haji
yang diikuti dengan kebaikan-kebaikan. Adapun janji janji Allah kepada jamaah
haji yang memperoleh kualitas mabrur tiada lain adalah Al-Jannah (surga).
Sebagaimana ternukil dalam sebuah hadits :
اَلحَجُّ اْلمَبـْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَآءٌ إِلاَّ اْلجَـنَّةُ
Haji mabrur
tiada balasan kecuali syurga.
Hadirin Jamah Haji Yang Berbahagia ….!
Rasulullah SAW. menyatakan bahwa tanda haji mabrur
adalah amalnya setelah haji lebih baik dari pada sebelumnya :
عَمَلُهُ بَعْدَ اْلحَـجِّ خَيْرٌ مِنْ قَبْـلِهِ
Pada kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda
di dalam hadist Qudsi: “Jika hamba-ku mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal
maka aku mendekatkan diri-Ku sehasta dan apabila ia mendekatkan diri kepada- Ku
satu hasta Aku mendekatkan satu lengan dan bila ia datang kepada-Ku dengan
berjalan aku datangi ia dengan berlari, Allah berfirman: barang siapa lalai
dari mengingat Yang Maha Rahman maka syaitan akan menyesatkannya dan ia menjadi
sahabatnya”.
Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini kita
semua mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT. Mudah-mudahan kita kembali
ke tanah air dalam keadaan bersih dan suci bagaikan anak yang baru lahir,
mendapatkan Haji Mabrur.
DhuyufuRahman
yang dirahmati Allah SWT.
Ya
Allah, wahai Yang Maha Mendengar, inilah kami hamba-hamba-Mu ya Karim, Hamba-Mu
yang berlumur dosa bergelimang maksiat, kini memohon kepada-Mu, wahai Yang Maha
Rahman, betapapun kami tidak bisa melihat-Mu, tapi bukankah Engkau sedang
menatap kami. Engkau sudah tahu persis apa yang kami lakukan. Mata berumur ma’shiyat,
telinga berlumur dosa. Engkau sudah mendengar seda kata yang terucap lisan ini.
Engkau tahu persis setiap kebohongan kami. Engkau telah mengetahui janji
yangtidak kami tepati. Rabb, Engkau pun tahu apa yang dilakukan oleh tubuh ini.
Semua ma’shiyat yang pernah dilakukan telah Engkau saksikan semuanya. Malu
rasanya dihadapan-Mu ya Allah, tubuh di depan-Mu ini kami kotori dengan
ma’shiyat, kami lumuri dengan aib.
Ya Allah, Engkau tahu kebusukan hati kami, sering
menyombongkan apa yang kau titipkan, memamer-kan, riya, hati penuh kedengkian.
Ya Allah, kami ingin merubah semuanya. Kau tahu betapa cape hidup seperti ini, betapa menderita
hidup jauh dari-Mu, betapa sengsara hidup bergelimang dosa dan ma’shiyat.
Rabb,
jadikan saat ini benar-benar jadi saat ini benar-benar jadi saat kau rubah
diri-diri kami, dari si busuk berlumur dosa menjadi orang yang terpelihara
dengan Karunia-Mu,dari hamba-Mu yang nista berlumur aib, menjadi orang yang
mulia disisi-Mu, dari si malas, lalai, menjadi orang yang terpelihara dengan
karunia-Mu, dari si dungu yang tiada berilmu menjadi orang yang benar-benar kau
selimuti dengan ilmu-Mu, ya Allah.
Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan-Mu…
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ تَوْبَةً نَصُوْحًا ،
تَوْبَةً نَصُوْحًا يَا إِلَهَناَ … وَتَوْبَةً قَبْلَ اْلمَوْتِ ، وَرَاحَةً
عِنْدَ اْلمَوْتِ ، وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً بَعْدَ اْلمَوْتِ ، وَالْعَفْوَ
عِنْدَ اْلحِسَابِ وَاْلفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ …
Ya Allah, berikan keteguhan bagi kami ya Rabb.
Jangan biarkan kami tergelincir ya Allah dalam kema’shiyatan, jangan biarkan
kami jatuh oleh godaan ya Allah, jangan biarkan kami terperosok dalam nafsu
yang menjerumuskan, berikan kekuatan kepada kami untuk menjaga diri ya Allah.
Kami ingin selamat ya Allah…
Rabb,
jangan biarkan nafsu menggelincir kami dari jalan-Mu, jangan biarkan cinta kami
kepada makhluk-Mu membuat kami menghianati-Mu, jangan biarkan dunia ini menipu,
menyilaukan dan memperdaya kami.
Rabb, karuniakan kepada kami indahnya hidup
bersama-Mu…
Rabb,
jadikan sisa umur ini menjadi orang yang benar-benar terpesona kepada-Mu,
menjadi orang yang selalu merindukan-Mu, menjadi orang yang tak bisa
melupakan-Mu. Jadikan hari-hari yang kami jalani hari-hari yang sibuk berbekal pulang
kepada-Mu.
Selamatkan
orang tua kami ya Allah, tidak berhenti kami mendoakan keduanya, darah
dagingnya melekat di tubuh kami. Shalihkan yang belum shalih, muliakan yang
terhinakan Islamkan yang belum Islam, pertemukan bagi yang belum bertemu dengan
orang tuanya di tempat yang berkah.
Ya Allah, ampuni yang orang tuanya berlumuran dosa.
Jadikan sisa umurnya menjadi orang mulia di sisi-Mu. Jadikan akhir
hayatnya husnul khatimah, lindungi dari siksa kubur ya Allah, jangan….jangan
biarkan teraniaya di kubur ya Allah, jadikan ahli surga-Mu ya Allah. Golongkan
kami menjadi anak yang tahu balas budi, cegahlah kami dari perbuatan durhaka
sekecil apapun.
Ya
Allah, selamatkan hamba-hamba-Mu yang berbuat kebaikan kepada kami, juga
selamatkan kaum muslimin yang pernah kami sakiti selama ini, berilah hatinya
ridha dan mau memaafkan kami. Selamatkan kaum muslimin yang pernah menyakiti
kami. Golongkan kami menjadi pemaaf yang tulus.
Ya
Allah, lindungi kami dari sifat kikir, lindungi kami dari sifat amarah,
lindungi kami darikemunafikan ya Allah.Lindungi kami dari perilaku dzalim kepada
siapapun.
Ya Allah, jadikan saat ini saat kau ijabah doa-doa.
Kepada siapa lagi ya Allah kami meminta? Sedangkan Engkau penggenggam jagat ini,
sedangkan Engkau pemilik segala kejadian. Pada siapa lagi kami berharap selain
kepada-Mu. Jamulah siapapun yang bermunajah dimanapun dengan Kau ijabah doanya
ya Allah.
Ya Allah, kami ingin bisa pulang selamat, kami
ingin bisa pulang selamat, kami ingin bisa pulang kepada-Mu ya Allah. Ya Allah
lapangkan yang dilanda kesulitan, cukupi yang kekurangan rizki ya Allah,
mudahkan yang sedang dililit kesulitan, bayarkan yang dihimpit hutang piutang,
bahagiakan yang sedang dirundung kesusahan, angkat derajat yang selalu dihina
direndahkan. Lindungi yang teraniaya, khususnya saudara-saudara kami di
Palestina dan seluruh masyarakat Muslim di Dunia. Teguhkan
iman saudara-saudara kami ya Allah. Karuniakan kesabaran, kemenangan bagi
hambamu ya Allah. Kembalikan Masjidil ‘Aqsha kepada umat-Mu ya Allah.
Rabb, Engkaulah penggenggam musuh-musuh-Mu ya Allah. Rabb, karuniakan kepada
kami berbuat sesuatu untuk kemuliaan agama-Mu, untuk hambamu ya Allah.
Ya Allah berikan kemudahan untuk ibadah kepada
kami. Karuniakan shalat yang khusyu’, hati yang ikhlas, orang yang cerdas,
sehatkan lahir bathin kami. Ya Allla, sembuhkan yang sedang ditimpa sakit.
Ya
Allah, bagi yang masih berpikir jahat balikkan hatinya ya Allah, bagi yang
masih durhaka bukakan kalbunya ya Allah, bagi yang berlumuran ma’shiyat tuntun
ke jalan-Mu, bagi yang masih kufur beri hidayah ya Allah, mereka juga
hamba-hamba-Mu ya Allah.
Ya Allah, berikan kesanggupan kepada kami untuk
mengajak hamba-hamba-Mu ke jalan-Mu.
Ya
Allah, jadikan saat ini menjadi salah satu saat yang Engkau sukai, saat Kau
beri hidayah yang masih tersesat, Kau ampuni yang berlumuran salah dosa. Kau cahaya
qalbu yang gulita.
رَبَّناَ هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
Karuniakan pendamping yang merindukannya,
pernikahan yang berkah, rumah tangga yang sakinah, keturunan yang shalih
shalihah, jangan terlahir dari diri kami keturunan yang durhaka.
Ya Allah, jangan biarkan rumah tangga kami menjadi
rumah tangga yang penuh bencana. Ya Allah titipkan kepada kami keturunan yang
lebih baik dari pada kami di hadapan-Mu. Jangan biarkan ada anak-anak yang
mencoreng aib di wajah kami. Ampuni jika kami salah mendidik mereka, ya Rabb.
Ya Allah, jangan biarkan anak-anak kami menghujat kami kelak di akhirat-Mu
mulia, dengan Kau masukkan kami semua bersama mereka ke dalam Surga-Mu.
Ya
Allah, andaikata bala bencana yang menimpa diri kami, negri kami, karena
perbuatan ma’shiyat yang kami perbuat, jadikanlah saat ini saat ampunan, ya
Allah. Ampuni sebusuk apa pun diri kami, ampuni sebanyak apa pun dosa yang kami
perbuat. Ampuni segala apapun masa lalu kami, ampuni segala apapun aib-aib yang
kami sembunyikan selama ini.
Ya Allah, ampuni jika selama ini kami
mendustakan-Mu meremehkan keangungan-Mu, melupakan kasih saying-Mu. Ampuni jika
ni’mat yang Kau berikan, kami gunakan untuk berkhianat kepada-Mu. Ampuni
jikalau kami begitu sombong kepada-Mu, ampuni amal-amal kami yang amat jarang
ini: shalat kami yang hampir tiada khusyu’, ampuni shadaqah kami yang amat
kikir, ya Allah. Ampuni kezaliman kami kepada orang tua kami. Engkau Yang Maha
Mengetahui luka dihatinya. Ampuni jikalau orang tua kami menyesal melahirkan
kami. Ampuni ya Allah, jikalau kami sering melukai dan melalaikannya. Ampuni
jika ada orang yang terhina dan tersesat karena lisan kami, ampuni andaikata
ada harta haram, makanan haram yang melekat pada tubuh kami ya Allah. Hapuskan
semuanya ya Allah.
Rabb, selamatkan bangsa kami ini ya Allah, karuniakan
pemimpin yang adil, pemimpin yang mencintai-Mu, mencintai umat-Mu.
Ya Allah, muliakan agama-Mu ini. Jadikan Isla
menjadi jalan keluar bagi krisis yang melanda Bangsa kami. Jangan biarkan
musuh-musuh-Mu menodai dan memfitnah Dien-Mu. Kami yakin Allah, betapun mereka
berusa keras ingin memadamkan Cahaya-Mu dari bumu ini, Engkau justru akan
menyempurnakan Cahaya-Mu, sehingga memancarkan menerangi seluruh lorong persada
alam–Mu ini, betapapun orang-orang kafir tidak menyukainya.
Ya Allah, hanya engkau pembalas segala kebaikan,
lipat ganda rizki terhadap siapapun
yangmembantu dan menjadi jalan bagi sampainya kami di tanah haram ini. Angkat
derajat mereka, muliakan hidup mereka di dunia ini,
dan masukkan mereka ke dalam Surga-Mu……
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ حَجًّا مَبْرُوْرًا ،
وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا ، وَذَنْباً مَغْفُوْرًا ، وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً
، وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ ، يَا عَالِمَ مَا فىِ الصُّدُوْرِ اَخْرِجْنَا يَا
اَلله مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلىَ النُّوْرِ
Ya Allah, kami meminta kepada-Mu haji yang mabrur,
sa’i yang masykur, dosa yang terampuni, perniagaan yang tiada pernah merugi.
Jangan biarkan haji kami menjadi fitnah. Jadikan haji kami ini membawa
keberkahan bagi keluarga, keturunan dan lingkungan kami. Jangan biarkan kami
mencemari kehormatan agama-Mu dengan haji ini.
Ya
Allah, undang kami kembali berhaji ke tanah suci ini bersama istri kami,
keluarga kami, orang tua kami, sanak saudara kami, anak-anak dan keturunan
kami, juga tetangga dan sahabat-sahabat kami, wahai Yang Maha Mendengar,
Engkaulah yang menggenggam segala kejadian.
Ya
Allah, hajat kami kepada-Mu begitu sangat banyak, hanya Engkaulah Yang
Mengetahui seluruh hajad dan kebutuhan kami. Kami memohon kepada-Mu ya karim,
sepanjang hajad dan kebutuhan kami ini baik menurutmu, dan memberi kemaslahatan
dunia dan akhirat bagi kami, maka penuhilah hajad dan kebutuhan kami ini, juga
hajat dan kebutuhan istri, keluarga, orang tua, dan saudara serta sahabat kami.
Ya
Allah, akhirnya berilah pada kesempatan ini ni’mat, karunia dan keselamatan
untuk bisa berhimpun di bawah panji nabi-Mu Muhammad SAW. Beriringan dengan
kafilah para nabi-Mu dan rasul-Mu, beriringan dengan semua auliya’, syuhada’
dan shalihin, menuju surga-Mu, tempat tidak seorang tertipu, tempat tidak
seorang pun bisa bersedih, tempat semua harapan berjawab, semua derita kan
berakhir.
Ya Allah, tiada tempat berharap bagi kami selain
kepada-Mu, tiada tempat bergantung bagi kami, selain Engkaulah tempat kembali
kami. Penuhilah seluruh harapan kami ini ya Allah denga Kau ijabah seluruh
pinta dan harapan kami ini. Sungguh Engkau tidak pernah mengingkari
janji-janji-Mu.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات وياكافي المهمات. اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. اللهم انصر إخواننا فى كل مكان وانصر عبادك الموحدين و
اعز الإسلام والمسلمين وازّل الشرك والمشركين والق فى قلوبهم الرعب إنك على كلّ
شيئ قدير . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ
عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ إِنَّ الله
يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَائِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَااذْكُرُوالله َالعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُالله ِأَكْبَرُ
والله يعلم ماتصنعون.
Untuk Versi .Pdf silahkan baca dan download disini!
Posting Komentar