Rasulullah SAW Sosok Rendah Hati
Dr Hasbullah Ahmad 081366174429
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ،
وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا
الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ
سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ
وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ
إلَى يَوْمِ الدِّين، أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته
لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم،
بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال
تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Rasul Akhlaqnya
adalah al-Qur’an dengan kemuliaan Akhlaq yang beliau miliki termaktub dengan
tinta Emas dalam al-Qur’an, Allah SWT berfirman :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيم
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”
(QS al-Qalam 4)
Meneladani Akhlaq Rasulullah adalah merupakan kewajiban dan keharusan
yang kita jalani dalam kehidupan, Bahkan Allah SWT mengingatkan bahwa Nabi
Tauladan yang wajib diikuti :
لَّقَدۡ
كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَة لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ
وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS al-Ahzab 21)
Jamaah Jumat
rahimakumullah,
Rasulullah SAW sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Maulid
Al-Barzanji, karya Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al-Barzanji,
adalah sosok yang sangat rendah hati atau tawadhu’.
وَكَانَ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
شَدِيْدَ اْلحَيَاءِ وَالتَّوَاضُعِ
Artinya: "Rasulullah SAW adalah sangat pemalu (memiliki rasa malu
dan rasa bersalah) dan sangat tawadhu’."
Kerendahan hati Rasulullah SAW
tercermin dalam banyak hal, antara lain yang kita bahas
dalam khutbah adalah: 1. Ketika pada suatu hari beliau tidak besedia barang
belanjaannya di pasar dibawakan pulang oleh Abu Hurairah, 2. Ketika beliau
mempersilakan para sabahat berjalan di depan mendahului beliau, dan 3. Ketika
beliau mendahului berjabat salam ketika
bertemu dengan para sahabat.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Ketika pada suatu hari Rasulullah SAW membeli barang-barang di pasar, di
sana ada Abu Hurairah yang juga sedang ada keperluan. Ketika Rasulullah SAW
telah mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dan hendak pulang, saat itu
juga Abu Hurairah bermaksud membawakan barang-barang belanjaan milik beliau
yang tentu saja dalam rangka memuliakan beliau. Rasulullah SAW ternyata tidak
berkenan Abu Hurairah bermaksud seperti itu. Kepada Abu Hurairah, Rasulullah
SAW mengatakan:
صَاحِبُ الشَّيْءِ أَحَقُّ بِشَيْئِهِ
أَنْ يَحْمِلَهُ
Artinya: "Pemilik sesuatu barang lebih berhak (pantas) membawa
barang miliknya. "
Tidak berkenannya Rasulullah SAW
terhadap Abu Hurairah membawakan barang-barang beliau menunjukkan bahwa beliau
bukanlah sosok yang sangat suka dimuliakan orang lain, atau dalam istilah
sekarang “gila hormat”. Beliau menolak ketika akan diperlakukan istimewa yang
berbeda dari umumnya orang, padahal beliau adalah seorang nabi sekaligus rasul
yang paling mulia di antara semua nabi dan rasul di sisi Allah.
Penolakan itu menunjukkan bukti bahwa beliau memang orang yang sangat rendah
hati sehingga tidak merasa martabatnya turun hanya karena membawa barang-barang
sendiri, dan bukannya dibawakan orang lain.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Bukti lain yang menunjukkan
Rasulullah SAW tidak gila hormat adalah sebagaimana dikisahkan dalam kitab
Maulid Al-Barzanji :
يَمْشِيْ خَلْفَ أَصْحَابِهِ
وَيَقُوْلُ خَلُوْا ظَهْرِيْ لِلْمَلَائِكَةِ الرُّوْحَانِيَّةِ
Artinya: “Nabi Muhamamd SAW berjalan di belakang para sahabatnya, dan
berkata pada mereka, ‘Biarkan di belakangku malaikat saja yang tidak
kelihatan’.”
Dari kisah ini kita tahu para sahabat
berjalan mendahului beliau sehingga mereka membelakangi. Rasulullah SAW tidak
mencap kesediaan mereka mendahului beliau sebagai su’ul
adab. Ketika para sahabat berjalan di depan beliau, kesan yang tampak
kemudian Rasulullah SAW seperti tidak lebih penting atau terhornat dari pada
para sahabat. Inilah bukti kerendahan hati beliau yang sulit
dibantah.
Tetapi dari sisi
lain dalam konteks keamanan, ada hikmah dibalik perisitiwa itu, yakni sebagai
seseorang pemimpin beliau sedang memberikan contoh bahwa seorang pemimpin tidak
selalu harus berada di depan terutama ketika ancaman musuh berasal dari
belakang. Ancaman atau bahaya yang datangnya dari arah depan tentu dapat diantisipasi sendiri oleh para sahabat karena mata
mereka (dan juga mata kita tentunya) berada di depan.
Sedangkan
kemungkinan adanya ancaman kepada Rasululullah SAW yang datangnya dari
belakang, beliau memasrahkan hal itu kepada Allah semata dengan meyakini di
belakang beliau ada malaikat yang sudah pasti sangat halus sehingga tidak
tampak.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Bukti lain lagi, adalah beliau lebih
suka mendahului berjabat salam dari pada
didahului sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Maulid Al-Barzanji,
وَيَبْدَؤُ مَنْ لَقِيَهُ بِالسَّلَامِ
Artinya: “Beliau mendahului berjabat salam ketika
bertemu dengan siapapun.”
Kisah ini menunjukkan bahwa
Rasululllah SAW lebih suka mendahului memuliakan orang lain. Padahal aturan
secara umum sudah jelas sebagaimana disebutkan
dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim,
لِيُسَلِّمَ الصَّغِيْرُ عَلَى الكَبِيْرِ وَالمَارُ
عَلَى القَاعِدِ وَالقَلِيْلُ عَلَى الكَثِيْرِ وَالرَّاكَبُ عَلَى المَاشِى
Hendaklah mengucapkan Salam :
1. Yang kecil memberi salam kepada yang besar.
2. Yang berjalan kepada yang duduk.
3. Yang sedikit kepada yang banyak.
4. Yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki.
Tetapi Rasulullah SAW pada
kenyataannya lebih suka mendahului berjabat salam dari pada
didahului. Padahal sewajarnya apabila Rasulullah didahului dalam berjabat salam dari pada mendahului karena
posisi beliau sebagai pimpinan ummat yang tentu
lebih tinggi dari pada umatnya.
Tetapi Rasulullah tentu saja tidak salah dalam hal ini karena pada
kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda bahwa mendahului salam itu lebih baik
dari pada didahului sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad. Dalam hadits
lain yang diriwayatkan Imam Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda
خِيَارُكُمْ مَنْ
يَبْدَءُ بِسَلاَمِ ويُضِيْعُ الكِبْرِيَاءُ
bahwa "mendahului pengucapan
salam itu lebih baik dan dapat menghilangkan takabur”.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dari ketiga bukti itu, sudah cukup kuat untuk menarik kesimpulan bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat rendah hati sebagaimana dikisahkan
dalam Kitab Maulid Al-Barzanji ini. Bukti-bukti lain tentu masih sangat banyak
baik sebagaimana dikisahkan dalam kitab ini maupun dalam kitab-kitab lainnya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Mudah-mudahan kita semua dapat meneladani Rasulullah SAW dalam hal
kerendahan hati apapun kedudukan kita dalam kehidupan kita sehari-hari di
masyarakat. Kerendahan hati tidak pernah membuat kita jadi rendah. Justru yang
terjadi Allah akan mengangkat derajat kita di sisi-Nya. Sekali lagi,
mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kita meneladani Nabi
Muhammad SAW. Amin ya rabbal alamin.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا
وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم،
بسم الله الرحمن الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ
مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
Dr Hasbullah
Ahmad
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ
خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى
يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
Posting Komentar