***SELAMAT DATANG DI WEBSITE QUHAS SCHOOL YPT DAR AL-MASALEH JAMBI***

Khutbah Aidul Fitri 1438 H : Peduli dengan Sesama (Dari Ramadhan Ke Fitrah menuju Jambi Berkah)



Teks Khutbah Aidul Fitri 1438 H
MASJID RAYA MAGATSARI PASAR JAMBI

Peduli dengan Sesama
(Dari Ramadhan Ke Fitrah
menuju Jambi Berkah)









Disusun Oleh :
Ust Dr KH Hasbullah Ahmad, MA
(Owner Qur’an Hadis School Dar al-Masaleh Jambi, Pendiri Pesantren Terpadu Dar al-Masaleh Jambi Dosen  Ilmu al-Qur’an, Tafsir dan Hadis UIN STS Jambi, Ketua Lembaga Dakwah NU Provinsi Jambi)



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ أكْبَرُ × 9 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.

الحمدُ لله الَّذِي أرْشَدَ الخلقَ إلى أكْملِ الاداب، وفتَحَ لهم من خزائنِ رحمتِهِ وجودِهِ كُلَّ باب، أنَار بصائرَ المؤمنينَ فأدركوا الحقائقَ وطلبُوا الثَّواب، وأعْمَى بصائرَ المُعْرِضين عن طاعتِهِ فصار بينهم وبين نوره حجاب، هدى أولئك بفضله ورحمته وأضلَّ الآخرين بعدله وحكمته، إن في ذلك لذِكْرى لأولى الألبَاب، وأشْهدُ أنْ لا إِله إِلاَّ الله وحده لا شريكَ له، له الملكُ الْعَزيزُ الوَهَّاب، وأشْهدُ أنَّ محمداً عبده ورسولهُ المبعوثُ بأجَلِّ العباداتِ وأَكمَلِ الآداب، صلَّى الله عليه وعلى جميع الالِ والأصْحَاب، وعلى التابعين لَهم بإحْسَانٍ إلى يومَ المَآب

أما بعد، أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَ يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُورُ



اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Asma Mu ya Allah begitu Indah kami lantunkan dari lubuk hati yang paling dalam, sentuhan jiwa yang sempurna merasuk ke relung Iman, Islam dan Ihsan yang melahirkan kami menjadi Muttaqin sejati melalui Ramadhan yang berkah dan Aidul fitri yang suci. Kami sangat kecil dihadapanMu, tidak ada kesempurnaan hidup yang dapat kami raih kecuali Rahman dan Rahim Mu.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar, wa liLLAHi al-Hamd. Maha Besar Engkau ya Allah, Maha Besar Engkau ya Allah dan Puji yang paling sempurna adalah milikMu ya Allah. Pagi ini melalui takbir yang kami kumandangkan sesuai dengan petunjukMU, anugerahkan ketaqwaan, ampunan dan jagaan dari siksa api neraka atas puasa ramadhan yang telah kami tunaikan dan zakat yang telah pula kami distribusikan.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Satu bulan kita berpuasa dan atas karunia serta Ridho Allah SWT kita dapat menumandangkan Takbir dan berhari raya sebagai wujud syukur atas sehat, sempat dan nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita dalam menjalani perintahNYA melalui Ibadah Puasa Ramadhan dan Zakat sebagai wujud kepeduliaan terhadap sesama.
            Maka sudah sepantasnya kita bermuhasabah baik dengan kegembiraan ataukan mungkin dengan kesedihan, Gembira karena mampu menjalankan ramadhan dengan maksimal beserta dengan sederet ibadah-ibadah dan kebaikan yang Allah SWT sediakan untuk kita semua. Al-Qur’an dapat kita Khatamkan, Tarawih dapat kita Maksimalkan, Sedekah sempurna kita tunaikan, Saling memaafkan terus kita wujudkan dan berbagi serta peduli dengan sesama melaui Zakat, Infaq dan Sedekah sebagai wujud kesalehan sosial pun kita terus impelemtasikan, inilah Ramadhan Produktif yang menjadi penyempurna ketaqwaan yang Insya Allah kita Raih. Amin Ya Rabb.
Namun kesedihan pun bisa juga hadir, karena lalainya kita meraih keberkahan dalam Ramadhan yang berkah, al-Qur’an tidak pernah kita baca, Tarawih tidak pula kita tunaikan, Kedengkian masih saja hadir, dendam masih saja kesumat, memaafkan justru kita tinggalkan, Sedekah, Zakat dan Infaq kita Abaikan, Buka puasa kita laksanakan bersama rekan-rekan tapi justru sholat berjama’ah kita tinggalkan, sahur kita bangun untuk makan tapi sholat malam dan subuh justru kita tinggalkan, ke pasar beduk tidak pernah kita lupakan, namun ke masyarakat fakir dan miskin justru kita abaikan. Naudzu biLLAH.
29/30 hari dimana kemuliaan dan keberkahan Ramadhan menemani kita, satu bulan yang suci, berkah dan penuh rahmat serta ampunan yang mengantarkan kita untuk merasakan sentuhan kasih sayang Sang Maha Penyayang yang barang kali kita lupakan pada bulan-bulan yang lain. Sebelas bulan dalam setahun kita sibuk mengejar kemewahan, superioritas, gelimang gemerlapnya dunia, dan tanpa kita sadari bertumpuk-tumpuk dosa dan kesalahan dipundak kita dan kita sudah terbiasa melupakannya, mengkristalkan bongkahan-bongkahan batu kesombongan dalam hati kita, mengobarkan api permusuhan terhadap siapa saja yang menghalangi kita serta buta kepada yang ada di “bawah” dan sekitar kita. Naudzu biLLAH.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْد
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Jika kita ingin kembali kepada kesucian secara hakiki, maka kita semestinya mampu menjadikan momen-momen Ramadhan yang telah berlalu sebagai sebuah I’tibar atau pelajaran untuk menjalani kehidupan kedepan, Jika setelah ramadhan kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita lebih baik secara Agama dan Sosial dibandingkan tahun lalu, maka inilah indikasi ramadhan sukses dan berkah.  Namun jika sebaliknya justru menjadi lebih buruk dibanding sebelum ramadhan, maka keberkahan ramadhan tidak pernah menghampiri kita. Naudzu biLLAH.
Puasa merupakan penyucian jiwa, peninggian spirit; mengajarkan kepada manusia bagaimana mengangkat diri dari derajat hewan yang kebutuhannya hanya memenuhi perut; makan dan minum, mengajarkan kepada manusia bagaimana meninggikan diri mereka sampai ke derajat para malaikat yang menjadikan kedekatan kepada Allah, ibadah, dan takwa kepada-Nya sebagai makanan bagi ruh mereka. Puasa mendidik untuk membiasakan sifat sabar, mengekang hawa nafsu, membiasakan untuk menanggung beban berat, dan tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan.
Puasa menumbuhkan keutamaan sifat amanah dan ikhlas dalam berbuat; beribadah hanya karena Allah, bukan karena mengharapkan pujian dan mencari muka. Puasa merupakan penjernihan jiwa dari noda-noda dunia dan godaan-godaannya; puasa merupakan pembebas jiwa dari jeratan kenikmatan dan keasyikan rendah dunia.




اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Motivasi utama puasa atau shiyâm yang telah kita tunaikan adalah  untuk meninggikan derajat manusia ke puncak kehidupan ruhaniyah yang tinggi dan mulia dalam pandangan Allah. Derajat tertinggi manusia adalah yang bertakwa. Allah menegaskan dalam firmannya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُم                                                     
"sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa" (QS. al-Hujurat:13).
Siapa pun dapat mencapai derajat ini tanpa memandang status sosial. Takwa inilah yang menjadi tujuan utama disyariatkannya puasa Ramadan. Inilah motivasi dasar dari segala bentuk ritual Ramadan. Kaum muslimin hendaknya mempunyai tujuan yang sama agar mencapai puncak rohaniah yang tertinggi dan termulia di sisi Allah swt. Untuk apa menjadi pejabat jika mempermudah kita berlumur dosa? Untuk apa menjadi konglomerat jika hanya akan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat?.
Jama’ah Sekalian... Kita sekarang  sedang mengalami defisit atau kekurangan orang-orang bertaqwa, orang yang bertaqwa jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang jahat, kotor dan tak bermoral, Naudzu billah wa Nastaghfirullah. Semoga pelajaran dan hikmah ramadhan yang telah lalu melekat dalam jiwa kita sehingga kita terlahir menjadi orang yang bertaqwa.
Seandainya Negeri Jambi dan negara Indonesia ini dipenuhi orang-orang yang bertakwa, krisis yang melanda tentu akan mudah teratasi. Kenapa demikian? Orang yang bertakwa akan selalu dibimbing Allah, hidup penuh dengan solusi, rezeki selalu datang tanpa disangka-sangka, hidup penuh dengan keberkahan dari langit dan bumi dan diberi petunjuk ke jalan yang benar, sehingga Insan Taqwa mampu memecahkan setiap permasalahan hidup dengan tepat, benar dan terarah karena Allah selalu bersama Insan yang Taqwa.
وَاللهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ
Allah berjanji, Allah akan menjadi pembimbing bagi orang-orang yang bertakwa (QS. al-Jatsiyah: 19).

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْد
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Ramadhan menanamkan Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi pada diri kita Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda:   اشد الجهاد جهاد الهوىJihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.
Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial yang sangat mengkhawatirkan. Di mana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yang hibah mana yang suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yang terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya. NaudzubiLLAH.
Sedangkan satu-satunya sifat yang membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yang telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yang dapat dengan baik mengoptimalkan sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yang luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan taqwa, insan pasca Ramadhan, yang menjadi harapan setiap orang. Insan yang dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْد
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Ramadhan Juga menanamkan pesan sosial dalam dalam hidup kita, hari raya merupakan wujud penanaman makna hakikat sosial tersebut dalam kehidupan kita Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah indah justru pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahim serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab كُلُّكُمْ عِيَالُ اللهِ , kalian semua adalah ummat Allah. Semua orang pernah merasakan kenyang tapi tidak semua orang pernah merasakan lapar.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Hari Raya adalah hari bahagia untuk semua orang, baik tua, muda bahkan anak-anak sekalipun. Rasanya akan terhiris hati kita ketika melihat anak-anak yang seharusnya berbahagia namun kehilangan kebahagiaannya karena tanpa ayah dan bunda, sementara anak kita atau ada anak yang kaya lengkap dengan berbagai kemewahan, ketika hari raya tiba mereka dengan semangat menyampaikan kepada kedua orang tua mereka ”Pa... belikan sepatu baru dong”, si ayahpun dengan tegas menjawab ”nanti ayah belikan” terus kembali lagi meminta kepada ibundanya ”ma... belikan adek baju baru dong” si ibupun menjawab dengan lugas ”ya pasti mama belikan yang paling bagus”... dan banyak lagi permintaan lain yang dipintanya semua terkabulkan karena kemewahan dan kekayaan yang mereka miliki.
Sementara disisi lain seorang anak yatim piatu tanpa ayah dan ibu, ketika hari raya tiba mereka hanya bisa menghadiri pusara ayah dan ibunya dengan semangat sambil membacakan al Fatihah sebagai dedikasi cinta kepada kedua orang tuanya, sembari mengucapkan diatas pusara ayahnya : ” Yah... sepatu yang ayah belikan dulu sudah usang dan rusak, maukan ayah belikan adek sepatu baru... AstaghfiruLLAH... yang diterima hanyalah tiupan angin sepoi-sepoi, lalu berlanjut ke pusara ibundanya sambil bergumam : ”mak... baju adek sudah jelek mak, maukan mak belikan adek baju baru, kawan-kawan adek pake baju baru semua” tiada sedikitpun jawaban yang diterima namun sianak tetap bahagia walau hampa tanpa jawaban. SubhanaLLAH wa AstaghfiruLLAH. Seharusnya kita menjadi bagian dari mereka, membahagiakan mereka, jangan sampai kita dicap pendusta agama karena tidak peduli dengan mereka. Maka melalui zakat, Infaq dan Shadaqah yang telah kita tunaikan bisa menjadi penyambung silaturahim dan perwujudan nilai kepekaan bagi diri kita dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat memahami bagaimana susahnya fakir dan miskin melawan jalan kehidupan yang penuh duri ini. 

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jama'ah Sholat Aidul  Fithri rahimakumullah
Semoga  Aidul Fitri tahun ini, menjadi momen persatuan ummat Islam dalam mewujudkan Nilai-Nilai al-Qur’an dan Hadis dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, Sehingga terwujud negeri Jambi dan Negara Indonesia yang Berkah dan Sejahtera senantiasa diberkahi Allah sehingga terwujud بلدة طيبة ورب غفور  atau Adat Bersendi Syara’, Syara’ Bersendi Kitabullah, Dengan mewujudkan JAMBI ”Jadikan Al-qur’an Membangun Bangsa Indonesia”Bersihkan Hati Sucikan Pikiran di hari nan Fitri”Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H
من العائدين والفائزين فى كل عام وأنتم بخير
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Ust H. Hasbullah Ahmad.
(Owner Qur’an Hadis School of YPT Dar al-Masaleh Jambi, Pendiri Yayasan Pesantren Terpadu Dar al-Masaleh Jambi, Dosen Tafsir Hadis IAIN STS Jambi dan Narasumber tetap Dialog Khazanah Islami Jambi TV)
hasbullahdoseniain@gmail.com  081366174429
www.quhasschooljambi.sch.id

Versi PDF Silahkan Download disini.
Label:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Maliketh. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget