Masjid Agung al-Falah Jambi
Semangat Ghirah harus dilahirkan
Oleh Ust Hasbullah Ahmad (081366174429)
(Pendiri Yayasan Pesantren Terpadu
Dar al-Masaleh Jambi; Dosen Tafsir Hadis IAIN STS Jambi; Ketua Umum Lembaga
Dakwah NU Provinsi Jambi)
الحَمْدُ
لله الَّذِي كوَّنَ الأَشْيَاءَ وَأَحْكَمُهَا خَلْقاً، وَفَتَقَ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضَ، وَكَانَتاَ رَتْقاً، وَقَسَّمَ بِحِكْمَتِهِ العِبِادَ فَأَسْعَدَ
وَأَشْقىَ، وَجَعَلَ للِسَّعَادَةِ أَسْبَاباً فَسَلَكهَا مَنْ كاَنَ أتْقَى، فَنَظَرَ
بِعَيْنِ البَصِيْرَةِ إِلىَ العَوَاقِبِ فَاخْتَارَ مَا كَانَ أبْقَى، أَحْمَدُهُ
وَمَا أُقْضِي لَهُ بِالحَمْدِ حقَّاً، وَأَشْكُرُهُ وَلَمْ يزَلْ لِلشُّكْرِ
مُسْتَحِقَّاً، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
مَالِكُ الرَّقَابِ كُلِّهَا رِقَّاً، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ أَكْمَلُ البَشَرِ خُلُقاً وخَلْقَاً صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ النَّاصِرِيْنَ لِدِيْنِ
الله حَقاً، وَسلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيرْاً.. أمَّابَعْدُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فقال عزّ من قائل : يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ
Jama'ah
Jum'at saudaraku yang dirahmati Allah SWT,
Taqwa adalah
bekal terbaik dan pakaian terindah yang patut dan harus kita pakai dalam
menjalani hidup dan kehidupan ini, karena taqwa adalah Reward terbesar yang
Allah SWT anugerahkan kepada kita semua. “Sesungguhnya orang yang paling mulia
disisi Allah adalah mereka yang paling bertaqwa.
Jama’ah
Jum’at Saudaraku RahimakumuLLAH
Ghirah adalah
semangat membela Islam, Agama Allah yang haq, maka salah satu sifat yang harus
dimiliki seorang muslim adalah Ghirah (cemburu) terhadap agama, selain juga
bermaksud berkeinginan untuk memahami dan memperdalam ilmu serta mengamalkan
ajaran agamanya. Tapi juga berupaya memelihara kesucian agamanya, memerangi
musuh yang mencoba merusak agamanya, ketidak relaan hati apabila agama itu
dipermainkan oleh orang lain, diperolok-olok ajarannya, diplesetkan maksudnya,
ditambah atau dikurangi semau nafsunya. Sebagaimana yang diingatkan Allah SWT
dalam QS al-Syura 15 :
فَلِذَٰلِكَ فَٱدۡعُۖ وَٱسۡتَقِمۡ
كَمَآ أُمِرۡتَۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡۖ وَقُلۡ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ
ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٖۖ وَأُمِرۡتُ لِأَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُۖ ٱللَّهُ رَبُّنَا
وَرَبُّكُمۡۖ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡۖ لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا
وَبَيۡنَكُمُۖ ٱللَّهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَاۖ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ ١٥
“Maka karena itu serulah
(mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan
janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada
semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil
diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami
dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu,
Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)” (QS al-Syura
15)
Begitu pula
dalam firman Allah QS Muhammad ayat 7 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ ٧
Hai orang-orang
mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad 7)
Jama’ah
Jum’at Saudaraku yang dirahmati Allah.
Prof Dr H Abdul
Karim Amrullah yang lebih dikenal dengan Buya Hamka pernah di tahun 1954 pernah
menulis buah pikirannya tentang Ghirah dan kemudian dicetak dalam buku
kecil yang berjudul Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam, Buya menyatakan
bahwa Ghirah bermakna menjaga syaraf diri atau cemburu yang positif karena agama.
Orang yang beriman akan tersinggung jika agamanya dihina, bahkan agamanya akan
didahulukan daripada keselamatan dirinya sendiri. Ini pertanda masih ada ghirah
di dalam dirinya, bangsa penjajahpun telah mengerti tabi’at ummat Islam yang
semacam ini, jika Agamamu, Nabimu, Kitabmu dihina dan Engkau diam saja,
jelaslah Ghirah telah hilang dari dirimu, Maka ganti bajumu dengan kain kafan.
Maka demikian penting Ghirah dalam hidup kita sehingga Rasul bersabda : ان الغيرة من الإيمان “Sesungguhnya Ghirah itu sebagian dari Iman”
Jama’ah
Jumat Saudaraku RahimakumuLLAH.
Hamka
menuliskan dalam buku tersebut bahwa pada masa Rasulullah pernah ada kejadian
yang dahsyat yang berawal dari suatu peristiwa yang mungkin dianggap kecil,
seorang perempuan datang membawa perhiasannya ke seorang tukang sepuh Yahudi
dari kalangan Bani Qainuqa’, selagi tukang sepuh itu bekerja, ia duduk
menunggu, dating sekelompok orang yahudi meminta perempuan itu membuka penutup
mukanya, namun ia menolak. Tanpa sepengetahuannya, situkang sepuh diam-diam
menyangkutkan pakaiannya sehingga auratnya terbuka ketika ia berdiri, jeritan
sang muslimah dilatar oleh suara tawa orang-orang yahudi tadi, terdengar oleh
seorang pemuda muslim, sang pemuda dengan sigap membunuh si tukang sepuh,
kemudian ia pun dibunuh oleh orang-orang yahudi. Perbuatan yang mungkin awalnya
dianggap sebagai candaan saja, dianggap sebagai insiden serius oleh kaum
muslimin, Rasulullahpun langsung memerintahkan pengepungan kepada Bani Qainuqa’
sampai mereka menyerah dan semuanya terusir dari kota Madinah.
Jama’ah
Jumat saudaraku RahimakumuLLAH.
Maka kewajiban
kita bersama untuk meningkatkan Amar ma’ruf dan Nahi Mungkar, sebagai upaya
untuk menyempurnakan Iman dan Taqwa kita kepada Allah SWT berlandaskan pada
nilai ghirah yang diajarkan Rasulullah SAW. Karena kita adalah sebaik-baik
ummat, sebagaimana Firman Allah dalam QS ali Imran 110.
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ
أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ
وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا
لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS ali Imran 110)
Jama’ah
Jum’at Saudaraku yang dirahmati Allah
Bahkan Rasul
juga sangat mengecam orang-orang yang melecehkan, menistakan dan mencampakkan
al-Qur’an, sebagaimana pernah diadukan oleh Rasulullah SAW kepada Allah SWT
dalam QS al-Furqan 30 :
وَقَالَ ٱلرَّسُولُ
يَٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِي ٱتَّخَذُواْ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورٗا ٣٠
Berkatalah
Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu
yang tidak diacuhkan" (QS al-Furqan 30)
Al-Qasimi dalam
kitab Tafsir Mahasin al-Ta’wil mengatakan bahwa ayat ini bersifat umum,
kendati ayat ini berkenaan dengan orang kafir dan ketidakimanan mereka terhadap
al-Qur’an, susunan ayat ini juga mengingatkan siapapu yang berpaling dari
al-Qur’an, baik yang tidak mengamalkan isinya
maupun yang tidak mengambil adabnya. sedangkan Imam al-Thabari dalam
kitab Tafsir al-Thabari menyatakan bahwa kata Mahjur bisa berarti berkata keji atau kotor atau
menistakan dengan mengucapkan kata-kata bathil dan keji terhadap al-Qur’an
seperti tuduhan al-Qur’an sihir, syair atau dongengan orang-orang dulu.
Jama’ah
Jum’at Saudaraku yang dirahmati Allah
Ibnu Katsir
dalam kitab Tafsir al-Qur’’an al Adzhim menyatakan bahwa kata Mahjur juga
bermakna menolak untuk mengimani dan membenarkan al-Qur’an, tidak mengamalkan
dan mematuhi perintah dan larangan al-Qur’an, mengimani sekaligus mengamalkan
al-Qur’an tentu harus menyeluruh, mencakup semua ayat yang ada di dalamnya,
mengingkari satu ayat al-Qur’an saja telah menjerumuskan seseorang dalam
kekafiran sebagaimana firman Allah dalam QS al-Nisa 150-151. :
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيۡنَ ٱللَّهِ
وَرُسُلِهِۦ وَيَقُولُونَ نُؤۡمِنُ بِبَعۡضٖ وَنَكۡفُرُ بِبَعۡضٖ وَيُرِيدُونَ أَن
يَتَّخِذُواْ بَيۡنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا ١٥٠ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ
حَقّٗاۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابٗا مُّهِينٗا ١٥١
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap
sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil
jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir).
Merekalah
orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS al-Nisa 150-151).
Jama'ah
Jum'at saudaraku yang dirahmati Allah
Dengan Semangat dan Ghirah yang kuat dalam diri kita akan melahirkan kedamaian dan kesejahteraan menuju Islam Rahmatan lil Alamin, dan dengan Ghirah yang kuat juga akan membuat kita senantiasa cinta dan sayang dengan al-Qur’an, sehingga kita tidak menjadi Mahjuran yaitu orang yang meninggalkan, meremehkan, menistakan dan berkata keji terhadap al-Qur’an, Naudzubillah… Mari kita Jadikan al-Qur’an petunjuk dan sahabat dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, sesuai dengan seloko adat kito “Adat bersendi Syara’ Syara’ Bersendi Kitabullah, dan kita Jadikan al-Qur’an membangun Bangsa Indonesia. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
Dengan Semangat dan Ghirah yang kuat dalam diri kita akan melahirkan kedamaian dan kesejahteraan menuju Islam Rahmatan lil Alamin, dan dengan Ghirah yang kuat juga akan membuat kita senantiasa cinta dan sayang dengan al-Qur’an, sehingga kita tidak menjadi Mahjuran yaitu orang yang meninggalkan, meremehkan, menistakan dan berkata keji terhadap al-Qur’an, Naudzubillah… Mari kita Jadikan al-Qur’an petunjuk dan sahabat dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, sesuai dengan seloko adat kito “Adat bersendi Syara’ Syara’ Bersendi Kitabullah, dan kita Jadikan al-Qur’an membangun Bangsa Indonesia. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Posting Komentar